Monday, October 8, 2018

Penyebab Kebutaan yang Sering Terjadi dan Cara Mencegahnya


Ada pasangan suami istri yang selalu menjadi perhatianku sejak kecil. Sang suami berjalan dengan tongkat dan istrinya yang bungkuk selalu menemaninya kemanapun sang suami melangkah. Mang Racim (56thn) adalah tetanggaku yang berprofesi sebagai tukang urut tunanetra dan sudah menjalani pekerjaannya ini selama 30 tahun lebih. Meskipun keadaannya tidak seperti orang yang memiliki penglihatan normal, seringkali saya melihatnya tengah bekerja di belakang rumah sambil meraba dengan tangan dan tongkat tengah melakukan kegiatan kerja bakti layaknya orang berpenglihatan normal. ya, meskipun keadaannya seperti itu ia sangat rajin.

Mang racim mengalami kebutaan sejak usia remaja, kedua matanya terbuka tetapi terseliputi selaput putih. Usut punya usut, Mang Racim mengalami kebutaan sejak remaja akibat kecelakaan yang pernah menimpanya dulu dan telat ditangani. Gejala kebutaan itu semakin parah saat ia menuju usia yang semakin renta, dari kabur, sampai buta. Tapi beliau sendiri masih belum tahu pasti penyebab kebutannya itu karena jaman dulu masih minim sekali ahli medis dan pengetahuan tentang medis. Karena penyebab kebutaan sebenarnya bisa terjadi dari faktor bawaan, virus, maupun akibat, kecelakaan, trauma mata, dll.

Ada banyak faktor penyebab kebutan yang bisa saja terjadi pada setiap individu. Penyebab kebutaan bisa dari beberapa kondisi, misalnya disebabkan oleh penyakit tertentu (internal: bawaan, rubella, virus, obat-obatan, dll) atau gangguan mata (eksternal: kecelakaan, trauma mata, obat keras, dll)
Ketika salah satu dari bagian mata ini rusak, baik karena sakit atau cedera, kebutaan bisa terjadi. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada menjaga kesehatan mata. 

Berikut Berapa Kondisi Sebagai Faktor Penyebab Kebutaan yang Paling Sering Terjadi


1. Katarak
Katarak adalah penyakit mata dengan ciri mengeruhnya lensa mata, sehingga membuat penglihatan kabur. Penyakit mata katarak ini biasanya terjadi pada mereka yang berusia lanjut. Katarak juga bisa terjadi pada kedua mata sekaligus dan bukan penyakit yang menular. Katarak biasanya dapat langsung dikenali dengan adanya bagian keruh di pupil.

2. Glaukoma
Glaukoma terjadi ketika tekanan cairan di dalam mata meningkat secara perlahan. Tekanan ini merusak saraf optik dan retina, yang dapat menyebabkan penurunan penglihatan secara bertahap. Kehilangan penglihatan akibat glaukoma tidak dapat sembuh. Penderita harus selalu melakukan cek mata secara berkala, sehingga mudah dideteksi sejak dini, dengan begitu penanganan pencegahan kebutaan dapat diatasi sejak awal.

3. Degenerasi makula
Degenerasi makula adalah penyakit yang mempengaruhi makula, yaitu daerah yang bertanggung jawab untuk pusat penglihatan yang detil dan baik. Degenerasi makula dapat menyebabkan hilangnya pusat penglihatan akibat ketiadaan fotoreseptor (sel sensor cahaya). Biasanya ini terjadi pada lansia terkait penuaan. Kondisi ini membuat orang tua emiliki kesulitan berjalan dan lebih sering menetap di dalam rumah.

4. Retinopati diabetik
Retinopati diabetik terjadi saat kerusakan sistemik yang disebabkan oleh diabetes berpengaruh pada retina. Secara khusus, pembuluh darah yang memberi nutrisi retina dapat terpengaruh secara negatif oleh diabetes, sehingga menyebabkan kebutaan akibat perdarahan dan kerusakan pada retina. Pengobatan terbaik untuk retinopati diabetik adalah dengan mengontrol diabetes lebih ketat. 

Gangguan penglihatan dengan penyebab lainnya seperti Glaukoma, retinopati Diabetikum, Retinopathy of Prematurity (ROP) dan low vision juga menjadi prioritas program saat ini. Glaukoma dan retinopati diabetikum dijadikan prioritas mengingat meningkatnya angka penyandang diabetes yakni diperkirakan 1 dari 3 Penderita Diabetes berisiko terkena Retinopati Diabetikum dan pasien dengan Diabetes memiliki risiko 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan akibat retiniopati dibandingkan dengan yang nondiabetes. Penyakit – penyakit tidak menular merupakan salah satu faktor risiko gangguan penglihatan dan kebutaan.

5. Retinitis pigmentosa (RP)
Teti iris Pigmentosa, mempengaruhi 1,6 juta orang di seluruh dunia dan merupakan suatu penyebab kebutaan yang diwariskan. Untuk saat ini, tidak ada pengobatan yang tepat untuk RP. Retinitis pigmentosa adalah kondisi mata yang diwarisi. 

90% para penyandang gangguan penglihatan dan kebutaan ini hidup di negara dengan pendapatan rendah, yang jika dibiarkan begitu saja tanpa ada tindakan apapun, maka jumlah penderita gangguan penglihatan dan kebutaan ini akan membengkak menjadi dua kali lipat pada tahun 2020. 

Hasil Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness atau RAAB tahun 2014 – 2016 di lima belas provinsi dengan sasaran populasi usia 50 tahun ke atas diketahui bahwa angka kebutaan mencapai 3%. Penyebab kebutaan terbanyak adalah, KATARAK sebanyak 81 %.



Sebanyak 80% dari para penyandang gangguan penglihatan dan kebutaan ini dapat dicegah bahkan diobati. Data ini mendasari fokus program penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan di Indonesia, pada penanggulangan katarak dan gangguan penglihatan dengan penyebab lainnya. 


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 
Pada pers briefing dalam rangka Hari Penglihatan Sedunia Tahun 2018 “Eye Care Everywhere” Mata Sehat Untuk Semua

Narasumber:
dr. Anung Sugihantono, M.Kes – Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
dr. M. Sidik, Sp.M – Ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI)
dr. Aldiana Halim, Sp.M(K) – Wakil Ketua KOMATNAS

Tema internasional World Sight Day tahun 2018 adalah “Eye Care Everywhere” yang menekankan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan mata bagi semua orang. Sedangkan tema nasionalnya adalah “Mata Sehat Untuk Semua”. Deteksi dini gangguan penglihatan untuk usia 15 tahun ke atas dilakukan oleh kader di Posbindu melalui pemeriksaan gangguan penglihatan dengan metode Hitung Jari yang mudah dan aplikatif sedangkan skrining gangguan penglihatan pada anak usia sekolah dilakukan melalui kegiatan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah dalam Program UKS.

Acara puncak Hari Penglihatan Sedunia tahun 2018 dilaksanakan tanggal 11 Oktober 2018 di Kota Surabaya, pada acara ini akan dicanangkan SIGALIH oleh Menteri Kesehatan. Acara ini akan dihadiri oleh berbagai komponen, baik unsur Pemerintah, organisasi Profesi (PERDAMI, IKPAMI, IROPIN), KOMATNAS, GAPOPIN, NGO, unsur masyarakat, Institusi, anak sekolah, maupun  organisasi sosial. 

Rangkaian  Hari Penglihatan Sedunia/World Sight Day (WSD) dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dengan menyelenggarakan Pers Briefing, Launching Sistem Informasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan (SIGALIH) dan video conference yang dilakukan di Kota Surabaya pada tanggal 11 Oktober 2018 dengan 5 Provinsi lainnya yakni : Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Maluku dan Sumatera Selatan.

Sistem Informasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan Nasional yang disingkat “SIGALIH” merupakan suatu sistem informasi yang berbasis web/android untuk melaporkan pencatatan dan pelaporan skrining gangguan penglihatan warga negara Indonesia yang melakukan deteksi dini di Posbindu. Sistem ini juga diharapkan akan terhubung dengan Rumah Sakit sehingga akan dapat diketahui tindak lanjut terhadap pasien yang telah dirujuk.

Manfaat SIGALIH adalah,

1) Bagi Posbindu adalah meningkatkan upaya pencegahan gangguan penglihatan dengan deteksi dini gangguan penglihatan di masyarakat, bagi masyarakat dan untuk masyarakat.

2) Bagi Puskesmas dan Rumah Sakit untuk peningkatan layanan kesehatan mata dengan informasi dan koordinasi untuk pelayanan lanjutan pasien, dan bagi Kementerian Kesehatan/Dinas Kesehatan adalah sistem ini dapat memberikan data gangguan penglihatan sebagai masukan pengambilan/penerapan kebijakan.

Cara Memelihara Kesehatan Mata Memperkecil Risiko Kebutaan

  • Banyak mengonsumsi makanan yang baik untuk kesehatan mata sejak dini sampai usia lanjut
  • Hindari gaya hidup tidak sehat seperti mengminum minuman keras, dan merokok
  • Batasi paparan langsung sinar ultraviolet seperti menggunakan kaca mata hitam, topi, saat cuaca atau ditempat yang menyilaukan mata.
  • Jangan terlalu lama mata terkena sinar elektronik seperti televisi, komputer, dan sebagainya
  • Jangan mengunakan sinar layar di ruangan gelap
  • Jangan membaca atau main hape, mengambil posisi tiduran
  • Selalu taati keamannan seafty saat bekerja, seperti pemakaian kaca mata pelindung saat ngelas, grindra, dan pekerjaan berat lainnya.

Berdasarkan berbagai penelitian menunjukkan bahwa gangguan penglihatan dan kebutaan memiliki implikasi yang multidimensional yakni,

1) Dampak fisik; dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup (quality of live), bahkan sampai pada berkurangnya produktifitas seseorang dalam melakukan pekerjaan ataupun aktivitas harian (acitivites of daily living), 
2) Dampak sosial yang akan timbul adalah rentan terhadap masalah kesehatan, risiko jatuh, depresi dan ketergantungan pada individu lain dalam hal ini yang terdekat adalah keluarga
3) Dampak psikologis terkait kepuasan dalam hidup maupun status emosional.

Oleh karena itu kita sudah seharusnya memelihara kesehatan mata dari hal yang paling mudah seperti gaya hidup sehat. Kesadaran tentang pentingnya menjaga mata diharapkan dapat meluas sampai pada lapisan masyarakat. Di hari Penglihatan Sedunia Tahun 2018 “Eye Care Everywhere” Mata Sehat Untuk Semua diharapkan masyarakat ikut berpartisipasi dan mendukung peringatan Hari Penglihatan Sedunia/ World Sight Day (WSD) Tahun 2018 dan ikut serta mengkampanyekan agar seluruh masyarakat peduli terhadap gangguan penglihatan dan kebutaan sejak dini, agar dapat diobati lebih awal karena gangguan penglihatan walaupun tidak mengancam jiwa tetapi akan menurunkan kualitas dan produktifitas masyarakat yang terdampak pada kerugian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Yuk, jaga kesehatan mata sejak dini!

Selamat Hari Penglihatan Sedunia

#MataSehatUntukSemua
#EyeCareEverywhere
#P2PTM



3 comments:

  1. buat saya yg masih suka lupa itu adalah melindungi mata dari gadget, kadang klo sudah di depan laptop suka lupa utk mengistirahatkan mata..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terkadang aku juga masih seperti itu, but masih membatasi waktunya aja seperti jgn terlalu sering menggunakan gadget maupun ditempat gelap.

      Delete
  2. "Jangan membaca atau main hape, mengambil posisi tiduran", ya ampun sampe saat ini saya masih sering melakukan kedua hal ini :( Sering banget apalagi ketika mau tidur, Makasih mbak sudah diingatkan kembali.

    ReplyDelete