Saturday, October 13, 2018

Beauty of Sunrise at Bromo Wonderful Indonesia

Bermusafirlah melakukan perjalanan atau Traveling, maka kamu akan besyukur melihat kebesaran tuhan. Perjalanan ke Bromo adalah pertama kalinya bagi kami. ya, Akhdan adalah anak laki-laki maka aku sebagai single mom harus mengajarinya tentang keberanian layaknya laki-laki. Sempat terpikir ragu untuk mengajaknya ke atas puncak karena cuaca yang dinginnya menusuk nafas, tenggorokan dan tulang. Namun, usaha kita terbayarkan dengan melihat keindahan matahari terbit, membuat aku bangga bahwa aku berhasil mengajari keberanian dan menunjukan kebesaran tuhan kepada anakku.

Bromo merupakan gunung berapi aktif. Gunung Bromo memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada di dalam empat wilayah Kabupaten, yakni Kabupaten Porbolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumanjang, dan Kabupaten MalangBentuk Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah sekitar 800 meter (utara-selatan) dan 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 Km dari pusat kawah Bromo. 


Melihat keindahan matahari terbit,
Pukul 02:00 Pagi kami, yaitu saya, akhdan dan 3 orang teman saya dari Moms Blogger Community tiba di Surabaya langsung melakukan perjalanan menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Perjalanan dari Kota Surabaya - Malang membutuhkan waktu kurang lebih 2 Jam pada dini hari, memang perjalanan yang cepat karena kondisi jalanan yang sepi namun beda saat siang hari perjalanan membutuhkan waktu lebih dari 3 jam. Sesampainya di kaki gunung, kami menaiki gunung dengan mobil, melewati jalan yang meliuk-liuk semakin ke atas semakin terjal dan telinga mulai terasa berdengung tanda perjalanan sudah semakin tinggi dan terasa sangat dingin.

Sebelum sampai puncak, sekitar pukul 05:00 subuh kami pindah kendaraan dengan menyewa sebuah mobil Jeep dekat pintu masuk sekalian membeli tiket. Sebelumnya kami memakai seperangkat pakaian hangat seperti, jaket, sarung tangan, topi kupluk, syal, masker mulut dan kaus kaki. Jeep yang kami sewa mulai menaik menuju puncak penanjakan center point of sunrise. Di sepanjang perjalanan yang cukup terjal menaik, kami disuguhi pemandangan yang luar biasa indah dan tak henti-henti menyebut asma Allah. Fajar itu warna langit terlihat sangat indah, kami berada di atas awan.

Di sekitar puncak ada beberapa warung dan penjaja souvenir seperti penjual bunga abadi. saya dan akhdan mampir untuk sekedar menghangatkan diri dengan minum teh hangat dan sarapan dengan beberapa goreng pisang, 


Awalnya kami hanya berhenti sampai disini karena, karena jujur semakin ke atas semakin dingin dan hampir saya dan akhdan tidak jadi lihat sunrise karena tidak tega dengan akhdan yang mulai merasakan efek ketegangan berada di puncak yang sangat tinggi untuk melihat bromo, (tapi ini anak maksa banget pengen ke atas). Namun pada akhirnya emaknya akhdan yang cemen banget ini percaya kepada anaknya bahwa akhdan bisa, berani, dan kuat sampai ke puncak untuk melihat sunrise (dengan sedikit bantuan gendongan pak pemandu wisata, haha... makasih, makasih, pak!)

Dan tibalah saat-sat yang dinantikan untuk melihat sunrise. Dari puncak sini kita bisa melihat Matahari terbit dan pemandangan melihat gunung bromo dari atas. moment ini adalah yang paling tepat untuk mengambil gambar seperti berphoto. Untuk mencapai puncak penanjakan ini kamu harus dalam kondisi yang sehat dan fit ya, karena cuacanya yang sangat dingin pada dini hari terlebih jika kamu punya asma sebaiknya pikir-pikir dulu.


Setelah menikmati Sunrise di puncak penanjakan, perjalanan selanjutnya adalah turun menuju kaki kawah Bromo atau pasir berbisik. Perjalanan melalui pintu barat dari arah Pasuruan menuju ke pusat objek wisata (lautan pasir) terbilang berat karena medan yang harus ditempuh tak bisa dilalui oleh mobil, maka dari itu sangat disarankan untuk menyewa jeep yang disediakan oleh pengelola wisata, dikarenakan jalan turunan dari penanjakan ke arah lautan pasir sangatlah curam. Banyak juga wisatawan yang memilih berjalan kaki menuju pusat wisata (pasir berbisik). Jika kita melalui pintu utara dari arah sebelum masuk probolinggo yaitu daerah Tongas, kita akan menuju desa Cemoro Lawang sebelum turun menuju lautan pasir tidak terlalu berat karena lerengnya tidak terlalu curam sehingga motor pun dapat melaluinya. Kebanyakan para wisatawan yang ingin mudah mencapai lautan pasir melewati jalur ini.

Lautan pasir atau Pasir berbisik
Lautan pasir menjadi icon tempat yang andalan yang paling sering dikunjungi saat ke Bromo. Jangan salah melihat pemandangannya yang kelihatan gersang, di lautan pasir ini udaranya sangat sejuk. Di padang pasir dan rerumputan yang luas ini wisatawan bisa berkeliling dengan menunggangi kuda, sedangkan yang paling ditunggu dari Gunung Bromo adalah sightview ketika matahari terbit dan terbenam yang jelas terlihat sangat indah. Meskipun sangat berdebu, keindahan di sekitar Bromo sangat luar biasa.

 Bukit Teletubies
Setelah berada di lautan pasir kami menuju bukit teletubies yang berada di balik gunung bromo. Pemandangan disini tidak kalah indahnya, yaitu padang rumput dan bunga yang sangat luas. Pemandangan ini berkebalikan pada sisi utaranya yang gersang dan berdebu. 




"Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." Surah Al Mulk ayat 15

Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu". Surat Al-An'am ayat 11

Sehabis setiap melakukan traveling atau perjalanan saya selalu belajar suatu hal tentang nikmat dan keagungan tuhan yang berhasil mengokohkan iman. Dalam islam sendiri melakukan perjalanan ini sangat dianjurkan. Perjalanan ini membuat ikatan bonding orang tua dan anak semakin kuat.

"Nak, betapa maha besarnya Allah yang menciptakan ini langit, dunia berserta isinya dan mengatur sedemikian rupa siklus alam" 

__________________________________________________

Harga tiket masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Weekday : Wisatawan domestik Rp. 30.000 Wisatawan Manca Rp. 217.500
Weekend: Wisatawan domestik Rp. 37.500
Wisatawan Manca: Rp. 317.500
       

Harga Sewa Jeep dari mulai pintu masuk berkisar antara Rp. 800.000 - Rp. 1.500.000 (Include: Jeep, Driver, BBM, dengan kapasitas masimal 6 penumpang.


Bagaimana, tertarik untuk berwisata ke Bromo?

9 comments:

  1. Yap aku pengen banget kesana mba sama anak-anak dan suamiku. Semoga kesampean

    ReplyDelete
  2. Pinternya kak Akhdan, naik Bromo yang dingin. Besok semoga bisa ajak Luigi menikmati keindahan Bromo dari dekat. Agar semakin bertambah syukur pada ciptaanNya.

    Ah mupeng nih liat pasir berbisiknya :)

    ReplyDelete
  3. Mamah Bella...keren banget sih bisa traveling sama dedek Akhdan. Akhdan traveler cilik jaman now nih. Btw, setahuku gunung tertinggi di pulau Jawa ya gunung Semeru (3676 mdpl).

    ReplyDelete
  4. Waahh!! Hebat sidede sudah berani kepuncak bromo..😄😄

    Sudah banyak yang berubah yaa bromo sekarang...terakhir aku ke Bromo waktu masih era tahun 2000,an...Jadi kangen pengen ngayap lagi kebentur sudah punya buntut sih..😂😂😂

    ReplyDelete
  5. Wah seru ya yang jalan-jalan ke Bromo. Mom Bella, aku itu suka banget jalan-jalan. Dulu aku kuat jalan-jalan kemana aja dan berorganisasi kemping dimana saja. Tapi entah kenapa sejak lulus SMK tubuhku nggak seperti dulu lagi. Sejak lulus SMK aku baru tahu kalau aku punya asma dan suka kambuh. Entah kenapa juga ya kambuh pas baru lulus nggak dari dulu. Aneh *pertanyaan yang lupa aku tanyakan pada dokter waktu itu. Sejak punya asma itu aku jadi nggak bisa travelling ke gunung lagi atau tempat yang jauh kareba asmanya pasti kambuh. Wkwkwkw. *maafkan jadi curcol

    ReplyDelete
  6. Seru sekali pengalaman Moms dan si kecil. saya orang Jatim belum pernah ke sana, hehe. Semoga dimudahkan juga seperti Mom Bella sehingga bisa melihat keidahan bumi Allah yang lain.

    ReplyDelete
  7. sunrise selalu indah perubahan warna langit itu selalu memukau

    ReplyDelete
  8. Saya tinggalnya di Malang lho padahal. Dekat juga kan dengan Bromo, tapi belum pernah ke sana sama sekali. Jadi, pengen ke sana.

    ReplyDelete