Friday, January 18, 2019

Pelajaran ke 7: Pilih-pilih Teman



Kata siapa berteman itu tidak boleh pilih-pilih? 

Kalo buat saya mencari teman itu harus pilih-pilih! Saya orang yang pemilih dalam hal mencari teman, makannya bisa dilihat saya ini gak punya teman yang kumpul-kumpul segambreng atau ngegank 😆. Tapi jangan negatif thinking dulu. Soal siapa yang menjadi teman pilihan kita itu tergantung niat dan tujuan kita untuk apa berteman dengan X.

Niat, seperti cari yang kaya, populer, smart, baik, dermawan, ramah, sosialita, exist, dll.
Tujuan, seperti untuk bersenang-senang? Sebagai tempat curhat, teman ngobrol, memperluas jaringan bisnis, dan sebagainya. Pengalaman memilih teman  saya ambil dari pengalaman saya saat remaja. Mempunyai berbagai teman dari sifat, kebiasaan, dan pergaulan, dari situ saya belajar menjadi pemilih dari soal berteman.

Tidak sembarang niat dan tujuan mencari teman dan saya juga yang bukan yang anti teman, atau cupu, biasa saja kok saya ramah dengan siapa saja, week 😂. teman punya andil besar mempengaruhi kehidupan kita. Apakah membawa pengaruh buruk atau baik? Terlebih jika itu keburukan, biasanya seseorang tidak menyadari itu. Itu bahayanya.. dan ini gak hanya berlaku buat saya aja, anak-anak remaja pun malah lebih rentan jadi peniru dan mudah terpengaruh, harus tahu rambu-rambu berteman yang baik itu.

Hadits tentang berteman,

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ

Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin [1]

Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya kumpul-kumpul alansosialita, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin ngaji, maka kurang lebih dia seperti itu.


الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). (Oleh karena itu), jika mereka saling mengenal maka mereka akan bersatu, dan jika saling tidak mengenal maka akan berbeda (berpisah) [2]


الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman [3]

Sudah dapat dipastikan, bahwa seorang teman memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap temannya. Teman bisa mempengaruhi agama, pandangan hidup, kebiasaan dan sifat-sifat seseorang.

Setelah mengetahui betapa pentingnya memilih teman yang baik, sifat dan karakter orang yang pantas dijadikan sebagai teman dan sahabat akrab diantaranya adalah,

  • Berkata baik dan berakhlak terpuji,
  • Berakidah lurus, 
  • Bermanhaj lurus, 
  • Taat beribadah dan menjauhi maksiat, 
  • Teman yang suka menasehati dalam hal kebaikan, 
  • Zuhud terhadap dunia dan tidak berambisi mengejar kedudukan: Teman yang baik tentu tidak akan menyibukkan saudaranya dengan hal-hal yang bersifat keduniawian, seperti sibuk membicarakan model-model handphone, mobil mewah keluaran terbaru dan barang-barang konsumtif yang menjadi incaran kaum hedonis, Banyak Ilmu Atau Dapat Berbagi Ilmu Dengannya, 
  • Berpakaian yang Islami, 
  • Selalu menjaga kewibawaan, sosok yang tidak banyak bergurau dan meninggalkan hal-hal yang tak bermanfaat.


Simaklah keterangan Syaikh Muhammad al-‘Utsaimîn rahimahullah berikut, “Jika di dalam pergaulan dengan orang-orang fasik menjadikan sebab datangnya hidayah baginya, maka tidak mengapa berteman dengannya. Engkau bisa undang dia ke rumahmu, kamu datang ke rumahnya atau kamu jalan-jalan bersamanya, dengan syarat tidak mengotori kehormatan dirimu dalam andangan masyarakat. Betapa banyak orang-orang fasik mendapatkan hidayah dengan berteman dengan orang-orang yang baik.”[16]

Di tengah masyarakat, jika kamu tidak memilih teman yang baik, maka tinggal pilih; kita yang akan mempengaruhi orang-orang untuk menjadi lebih baik atau kamulah yang menjadi korban pengaruh buruk lingkungan (kawan-kawan) Ingat! Tidak ada pilihan yang ketiga.

Sumber referensi hadits https://almanhaj.or.id/3480-teman-bergaul-cerminan-diri-anda.html


And langkah awal yang sederhana itu bisa kita mulai dari unfollow/unfriend untuk menyaring teman, haaha. Kalo belum kenal biasanya saya malas follow kecuali postingannya membawa manfaat yang positif, atau teman-teman rekan kerja, sesama blogger, alumni sekolah. Bukan berarti pilih-pilih teman itu gak berteman tetapi tetap jaga silahturahmi.

Jadi saya bulatkan, pilah pilih teman itu harus! Tapi jangan pilah pilih kalo dalam soal kebaikan ya 😊




1 comment:

  1. Wah saya juga termasuk yang pilih-pilih teman. Kalau ada orang yang bilang, berteman itu jangan pilih-pilih! Tinggal saya balas, kalo gitu lu mau nggak berteman dengan orang gila atau maling? hahah...

    Teman yang kerjanya ngomentarin selera pakaian orang, pasangannya, atau apapun tentang hidup orang lain, saya malas. Karena saya pun bukan orang yang banyak omong, haha...

    ReplyDelete