Thursday, July 25, 2019

Pengobatan 2 bulan TBC


H-7
Demi kontrol dan kedisiplinan obat, perjalanan saya ke rumah sakit kali ini tidak mudah. Yaitu mengendarai sepeda bersama akhdan anak saya. Jarak anatara rumah ke rumah sakit sekitar 4 atau 5 km, dari jalan kampung yang sempit ramai sampai lewat jalan raya besar yang mengarah ke bulak kapal, Bekasi. ya lumayanlah buat penggoes yang sedang asam urat akibat efek samping obat TBC. Sebenarnya ini bisa dibilang mengeneskan tapi juga banyak hikmah. Jadi tanggal 27 Juli itu adalah 2 bulan pengobatan intensif TBC saya sebelum akhirnya lanjut ke pengobatan lanjutan 4 bulan.

Beruntung tuhan memudahkan perjalanan saya. mulai dari kesehatan geoesan yang prima, meskipun lagi nyeri sendi dan cuaca pagi-siang yang mendukung alias lagi adem. Gak kaya biasanya bekasi sonoan dikit selalu panas mentereng.
Selama perjalanan seru sih karena sekalian mengajari anak tentang keberanian, optimis dan mandiri.

Di rumah sakit yang seharusnya saya dijadwalkan cek asam urat, tidak terlaksana karena saya tidak puasa, seperti yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Ya iyalah gak tahan puasa disisi goes sepeda menuju rumah sakit aja butuh pasokan kalori hehe, tapi gapapa dimaafkan bu dokter.

Next jadwal pemeriksaan berikutnya adalah cek dahak. Karena sekarang mau mendekati 2 bulan atau tahap lanjutan. Masalahnya dahak saya gak bisa keluar secara semenjak minum obat merah itu kan udah berenti batuknya. Jadinya diresepkan dokter obat untuk merangsang keluarnya dahak. Obatnya agak ribet, 2 tablet minum sebelum tidur, bangun tidur 2 tablet, kemudian minum air hangat, lari-lari kecil, sarapan, minum 2 tablet lagi. Harusnya berhasil, tapi sayangnya gak ada efek batuk. Jadi untuk tes dahaknya gak berhasil permisah.

Minggu depan sudah pas 2 bulan dan waktunya rontigen lagi untuk melihat perbandingan ronsen pada 2 bulan sebelumnya :)

Pengen cepet ganti obat kuning karena yang merah efek sampingnya asam urat, mual, tambut rontok, mungkin pengaruh dosis yang lebih besar kali ya. Semoga aja cepat kekejar berat badannya.

Baca juga, Pengobatan TBC Paru part 1

Lanjutt..... 👇


Hari H tepat 2 bulan, 27 Juli 2019

Pengobatan TBC

Gak kerasa udah 2 bulan pengobatan TB Paru yang saya jalani. Ada banyak hikmah dikasih sakit berat seperti ini. Mulai dari kesabaran, ikhtiar, inget mati, menyayangi tubuh, semakin dekat dengan Allah, dan yang paling saya tunggu sih sebenarnya adalah pergantian obat dari merah ke kuning. Soalnya yang merah dosisnya lebih banyak dan efek samping asam urat masih kerasa terus setiap hari.


Jadi kontrol 2 bulan saya harus rontigen lagi, untuk melihat perbandingan rontigen paru saat pertama kali saya di rawat inap. Sebelumnya dokter minta tes dahak namun nihil meskipun sudah diberi obat perangsang dahak (karena sudah tidak batuk lagi) dahak tidak mau keluar. Alhamdulilah meski sudah tidak batuk atau dada sakit, hasil rontigen bagus. Perkembangan semakin bagus, berat badan saya pun terus naik. Selama 2 bulan naik 9 kg dari 37 menjadi 46kg. Meskipun targetnya 55kg untuk mengonsumsi obat kuning tapi kata dokter tidak mengapa.

Kandungan obat kuning ini adalah Rifampicin 150mg dan isoniazid 150mg.
Diminum 3 butir setiap malam atau pagi 2 jam setelah makan, seperti biasa aturan pakai sama seperti yang merah (dosis bisa berbeda tergantung resep dokter)

Next step obat kuning ini masih tetap dikonsumsi selama 4 bulan lagi dan rutin kontrol setiap 1 atau 2 minggu sekali. Hmmm cukup melelahkan ya bolak balik rumah sakit. Alhamdulilahnya pakai BPJS jadi menghemat biaya kesehatan. Seperti tes darah, cek asam urat, rontigen, resep obat di luar apotik seperti obat asam urat, lambung, dan sebagainya. Kan kalo obat TB itu free ya, kalo di puskesmas, gak tau deh kalau di rumah sakit mah.


Oia saya baru tau loh, ternyata obat TBC ini termasuk jenis antibiotik ya. Gak kebayang konsumsi antibiotik selama 6 bulan, pantas gak boleh putus obat karena malah bikin kuman kebal dan itu yang buat penyakit TBC mematikan.

Intinya di kontrol pengobatan 2 bulan TBC ini alhamdulilah dada udah gak sakit lagi, udah gak lemes lagi, HB normal gak anemia dan super lemes kaya waktu sebelum pengobatan dan semoga asam uratnya lenyap setelah beralih ke obat yang kuning.


Inget ya yang TB Paru kunci kesembuhan ada pada disiplin minum obat :)


Baca juga, Hampir Setiap Minggu Jadwal Berobat TBC 

Baca sebelumnya, Awal kena penyakit TB Paru atau TBC


2 comments:

  1. Semoga kuat dan lancar pengobatan nya mbak. Kebetulan ada teman yang juga kena TB dan harus pengobatan 6 bulan. Berat karena katanya harus disiplin minum obat.

    ReplyDelete
  2. terimakasih sharingnya yaa mbak, sangat membantu dan memberikan gambaran, semoga lekas sembuh ya,

    memang yg dikonsumsi antibiotik dan ga boleh putus

    ReplyDelete