“Tidaklah laki-laki itu (sama) seperti perempuan.” (QS Ali-Imran:36)
Saya mengalami itu. Dulu ketika baru berumah tangga adalah masa adaptasi dan saling mengenal watak sebenarnya sang pasangan. Bahkan dulu saya belum dapat menyimpulkan bahwa laki-laki dan perempuan itu beda. Polos banget ya?
Contohnya, ketika laki-laki sudah mendapatkan wanita yang diinginkannya seperti berhasil menikahinya ia cendrung santai dan lebih cuek di rumah selama rumah tangganya adem anyem its okay, senyaman itukah dia. Tapi berbeda bagi perempuan justru kepemilikan dirinya ingin selalu di anggap spesial. Sewaktu pacaran atau baru mengenal suami tipe yang perhatian, romantis, setelah menikah perempuan ingin terus di puja dan dipuji. Maka tak jarang ketika suami di rumah asik sendiri, cuek, si istri menganggap suami tidak romantis seperti dulu. Bahkan sampai berpikir, mengapa ia berubah?
Lalu akhirnya cekcok, menuntut. Sehingga laki-laki menganggap kenapa perempuan sering menangis tidak jelas, ribut tidak jelas, padahal rumah tangga sedang adem anyem, itu versi pemikiran laki-laki. Tapi menurut perempuan perhatian itu sangat perlu terlebih ketika para ibu ini merasa lelah berada di puncaknya. Halah, susah ya kalo pernikahan hanya mengandalkan cinta yang dibalas tidak akan bertahan lama menurut saya.
Maka dari itu sebelum kalian menikah, ada baiknya memahami ini dulu agar mudah saling memahami nantinya..
Banyak pasangan suami istri (pasutri) ribut tak jelas hanya karena persoalan sepele, terkadang akar permasalahan sebenarnya adalah kurangnya ilmu atau pengetahuan mengenai perbedaan karakter dan cara berkomunikasi antara pria dan wanita. Jadi karena saling tidak mengerti pola pria dan wanita itu berbeda, makanya ribut.
“Kamu harusnya ngerti dong perasaan aku!”
“Loh, aku kan sudah memberitahu solusinya sama kamu!”
Waduuh, sabar yaa! Yuk kita pelajari apa saja sih perbedaan pria dan wanita, khususnya secara psikologis dan pola komunikasi, yang perlu dipahami agar tak kebingungan dalam pernikahan:
1. Perbedaan respon saat menghadapi masalah atau tekanan
Dalam buku Men are from Mars, Women are from Venus yang ditulis oleh John Gray, PHD diterangkan salah satu perbedaan pria dan wanita adalah cara mereka dalam menghadapi masalah. Biasanya ketika menghadapi masalah atau tekanan, seorang pria cenderung menarik diri seolah-olah masuk ke dalam 'goa'nya sendiri dan tidak ingin diganggu, agar ia bisa fokus mencari solusi dari masalah yang menghimpitnya.
Berbeda dengan wanita yang justru merasa lebih baik dengan membicarakan persoalan-persoalan tersebut, bahkan ekstremnya… sekalipun ia tidak menemukan solusi setelah membicarakan masalahnya dengan orang lain, tapi setidaknya hati seorang wanita merasa lebih lega setelah mengutarakan masalah yang menghimpitnya.
Lihatlah betapa fatalnya jika pasutri tidak paham perbedaan ini. Ketika seorang istri ada masalah dan membicarakan masalah-masalahnya pada sang suami, semestinya suami diam saja dan mendengarkan baik-baik sampai istrinya puas bercerita (mungkin minimal butuh 1 jam). Tapi apa yang dilakukan kaum pria ketika mendengar istrinya curcol? Biasanya akan berkomentar dan memberikan saran atau solusi, atau bahkan mengeluarkan dalil-dalil, sehingga istri akan merasa suaminya tidak perhatian padanya atau minimal merasa tidak nyaman karena diceramahi.
Sebaliknya, ketika seorang suami menghadapi kesulitan dan butuh menyendiri, istri biasanya memaksa suaminya untuk bercerita padanya, tapi karena suami tak mau cerita… istri pun menyimpulkan bahwa suaminya ini tak percaya pada dirinya. Hadeuh… mengertilah wahai istri, suami Anda perlu waktu untuk menyendiri ketika menghadapi permasalahan, karena cara pria dan wanita dalam merespon permasalahan memang tidak sama.
2. Pria takkan mengerti kalau tidak diberitahu dengan lugas, sedangkan wanita berharap dimengerti sekalipun tidak memberitahu, biasanya wanita lebih senang bermain isyarat
“Kamu kenapa, kok cemberut?” tanya seorang suami.
“Nggak kenapa-napa.” Istrinya sambil tetap cemberut menjawab dengan nada datar.
“Oh, ya sudah kalau nggak kenapa-napa…”
“Nggak kenapa-napa.” Istrinya sambil tetap cemberut menjawab dengan nada datar.
“Oh, ya sudah kalau nggak kenapa-napa…”
Sering merasakan suasana krik-krik seperti itu? Hal tersebut karena pria kurang mampu 'mengulik-ngulik' alias mencari tahu apa yang dipikirkan sang istri, sedangkan kesalahan sang istri adalah senantiasa menganggap suaminya sebagai dukun atau cenayang yang harus tahu segala pikiran dan perasaannya sekalipun tidak dikatakan.
Dalam hal ini istrilah yang harus rasional dan jangan emosional, katakan dengan gamblang apa yang kamu inginkan pada suamimu, dan jangan hanya sekadar berdoa saja, “Yaa Allah… semoga suami saya tahu apa yang saya harapkan darinya.” Bukan begitu caranya, ikhtiar terlebih dulu baru kemudian pungkas ikhtiar kita dengan doa.
Jika istri mau mulai berbicara dengan jelas, maka suami akan memahami apa yang sebenarnya diinginkan.
“Mas, mau sate nggak?”
“Nggak.” (Padahal istri berharap suaminya mengerti bahwa si istrilah yang pengen sate, kemudian istri pun cemberut)
“Nggak.” (Padahal istri berharap suaminya mengerti bahwa si istrilah yang pengen sate, kemudian istri pun cemberut)
Daripada seperti ini, lebih baik katakan langsung.
“Mas aku lagi pengen sate nih, bisa tolong belikan nggak?”
“Oooh kamu mau sate, sini Mas beliin.”
“Oooh kamu mau sate, sini Mas beliin.”
3. Wanita bisa melakukan beberapa hal dalam satu waktu, sementara pria biasanya terfokus melakukan satu hal dalam satu waktu
Penelitian dari Universitas Galsgow, Universitas Leeds dan Universitas Hertfordshire membuktikan kemampuan multitaskingpada wanita. Otak wanita memiliki Corpus Collosum, yaitu sekelompok saraf yang menghubungkan belahan otak kanan dan kiri yang cukup besar. Ini menyebabkan seorang istri bisa nonton film, ngobrol, sekaligus menyetrika di waktu yang sama. Hal yang umumnya tidak bisa dilakukan oleh seorang pria yang terbiasa fokus mengerjakan satu per satu.
Bayangkan kalau pasutri tak mengerti perbedaan ini, maka istri akan marah-marah ketika suami yang sedang membaca koran tidak menyimak curhatan sang istri. Padahal istri merasa ia bisa melakukan berbagai hal dalam satu waktu, kok suaminya nggak bisa begitu sih? Berarti suami tidak sayang sama istri dong?
Nah, jika sudah mengetahui perbedaan ini, tidak perlu lagi bertengkar apalagi menuduh macam-macam ya?!
4. Wanita lebih mudah stres, Pria lebih mudah terprovokasi
Laki-laki cenderung mudah terprovokasi. Fisiknya bertindak reaktif dengan marah, mengepalkan tangan, meninju tembok dan sebagainya. Namun ia relatif cepat melupakan masalah itu setelah berlalu.
Sedangkan wanita sebaliknya, ia sering kali mengatakan “tidak ada apa-apa”, padahal ia menyimpan emosi di dalam hati atau tertekan (stress) bahkan setelah masalahnya berlalu. Nah, suami perlu sensitif terhadap hal ini, perhatikan bahasa tubuh istrimu, jika terjadi perubahan air muka yang tampak murung, gerak yang lebih lambat, dan sejenisnya. Selalu siaplah memeluk istri ketika ia terlihat stres menghadapi masalah, dan selalulah siap menyediakan pundak jika istri menangis.
5. Pria lebih suka dapat 'imbalan' langsung saat itu juga, sedangkan wanita lebih suka sesuatu yang konsisten meskipun sederhana
Seorang suami menyukai pujian dan apresiasi ketika ia berhasil melakukan sesuatu, sedangkan wanita lebih suka hal-hal kecil tapi berlangsung terus-menerus, misalnya ungkapan “Aku cinta kamu!” atau pelukan dan kecupan manis setiap akan berangkat kerja.
Oleh sebab itu, buat para istri biasakanlah berterimakasih pada suami, sekalipun uang belanja bulanan tidak nambah, tapi setiap kali suami memberikan pada Anda uang bulanan maka bersyukurlah. Sebaliknya, untuk para suami… tidak semua istri matre dan menyukai harta, ada yang menyukai kebersamaan dan keromantisan alias perhatian dari suami, maka jangan lupa untuk memberikan keromantisan yang diharapkan istri tersebut. Sepele saja, hanya dengan membiarkan istri menggelendot manja, atau memijiti istri yang lelah seharian mengurus anak.
Apapun perbedaannya, semestinya suami istri belajar untuk saling mengisi dan memahami, bukannya sekadar menuntut dan memaksakan harapan pada pasangannya, terutama untuk para lelaki, perlu selalu diingat bahwa Anda adalah pemimpin bagi istri, sebagai pemimpin Anda akan diminta pertanggungjawaban kelak di hadapan Allah, apakah baik dalam memperlakukan istri ataukah buruk?
“Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al Baqarah: 228)
“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
Laki-laki dan perempuan berbeda. Saat sudah menikah memang semestinya belajar untuk saling mengisi dan memahami, sehingga perbedaan tersebut bisa saling dilengkapi.
ReplyDeleteUlasan yang menarik Mbak Bella:)
Hai mom Dian, makasih sudah mampir :)
DeleteKalau kami, masih sering bermasalah dalam berkomunikasi momBel.
ReplyDeleteSi paksu yang gak pandai mengeluarkan isi hatinya, hanya suka melakukan hal rutin yang itu-itu saja.
sedang saya?
Amat sangat mudah tersulut emosi saat mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai harapan.
Dulu saya ngotot mengatakan kalau suami yang salah, karena gak pandai berkomunikasi, dan memang iya sih, dia tuh bener-bener gak pandai basa basi yang normal.
Padahal, sayapun juga memegang peranan penting dalam membuat suami bisa berkomunikasi dengan nyaman.
Ahh semoga saya bisa lebih sabar dan paksu juga bisa belajar komunikasi :)
Yang penting suami mom Rey tetep Lope lope sama istrinya hehe
DeletePasangan memang harus belajar mengisi dan memahami, jangan sampai hanya salah satu saja yang mengerti. Sesih rasanya kalau sampai terjadi perpisahan, jangan sampai ya. Suami istri baiknya bekerjasama untuk masa depan yang lebih baik.
ReplyDeleteMakannya kesadaran pasturi dan saling mengerti itu pentinh
DeleteWah sepertinya cocok banget nih kalau wanita lebih mudah stres sementara laki laki lebih mudah terprovokasi. Soalnya selain mangalami hehehe juga melihat beberapa teman juga mengeluhkan hal yang sama.
ReplyDeleteWah sepertinya cocok banget nih kalau wanita lebih mudah stres sementara laki laki lebih mudah terprovokasi. Soalnya selain mangalami hehehe juga melihat beberapa teman juga mengeluhkan hal yang sama.
ReplyDeleteaku aja yang sudah mengenal 7 tahun sebelum menikah masi surprise ada watak suami yang out of the box. dan benar mom bella, bahkan setelah menikah aku malah haus pujian dan perhatian.
ReplyDeleteUdah wataknya perempuan kok mom natra, hehe
DeleteMenurutku, laki-laki dan perempuan dipersatukan melalui pernikahan adalah untuk saling melengkapi sehingga akan terjalin kerjasama yang baik dalam menjalankan bahtera rumah tangga.
ReplyDeleteBetul banget mba. Kalo saya suka pake analogi wafer dan bakmi, untuk membahas perbedaan laki-laki dan perempuan ini. Emang unik ya hehe..
ReplyDeleteWah kaya gimana tuh , wafer dan bakmi, hihi lucu istilahnya jadi Panasaran. Sharing di blog mom :D
DeleteLaki-laki dan perempuan tuh emang fitrahnya beda ya mbak bel, isi otaknya aja beda banget. Dulu hal ini pernah dibahas sama Bu Fithrie. Dan memang perbedaan ini yang sering banget bikin cekcok.
ReplyDeleteaku loh baru menyadari kalau ikut kelas pran nikah itu sangat penting, buat persiapan supaya enggak kaget ketika dihadapkan sama marriage life yang real
Emang penting banget ilmu pranikah tuh, mom Ajeng. Next mau aku bahas di blog.
DeleteIntinya harus saling paham dan mengerti ya tentang perbedaan antara lelaki dan perempuan ini,
ReplyDeleteKalau saya semenjak pacaran terakhir (yang pada akhirnya menikah), membuang jauh-jauh semua ekspektasi. Jadi ketika menikah dan ternyata pasangan begini begitu. Saya jadi gak terlalu kaget. Walau setahun pertama merupakan tahun yang berat untuk kita berdua. Alhamdulillah makin sini kita makin kompak dan saling pengertian.
ReplyDeleteYeay hebat.. jarang soalnya pasangan pranikah mikirin pahit. Pasti yg dipikirkan hal yg manis2 Mulu.
DeleteAhahaha aku sama suami juga banyak bedanya, isi kepalanya gak sama, latar belakang beda dll, kdng juga bbrp kali debat :P
ReplyDeleteMemang pernikahan itu kyknya sellau belajar terus memahami pasangan ya mbak, soalnya sellau ada hal baru yg kita kenali dr karakter pasangan kita TFS
Betul sekali mom April 😁
DeleteMbak Bella, aku suka tulisanmu, untung bacanya sebelum menikah. Hehehe....
ReplyDeleteNgakak pas baca " setidaknya hati seorang wanita merasa lebih lega setelah mengutarakan masalah yang menghimpitnya." Wkwkwkkk.. kadang emang lebih butuh didengar daripada diberi solusi.
Seneng kalo bermanfaat, hihi. Pelajaran banget nih
DeletePerbedaan bukan hanya untuk kaum wanita maupun laki laki, perbedaan pendapat terhadap anak pun sering terjadi, oleh sebab itu sebab. Ketika ada perbedaan pendapat jangan dgn emosi.
ReplyDeleteBetul banget karena dalam melangkah pernikahan bukan perkara setahun atau sepuluh tahun tapi seumur hidup ya. Makanya perlu pengenalan lebih dalam dan harus terbuka.
ReplyDeletedari awal pacaran sampai dengan skarang udah punya anak empat kayak gini, suamiku itu ya gitu gitu aja sifat dan wataknya.. gak banyak berubah, CUEK nya kebangetan! hahaha.. tapi ya banyak2in ngobrol bareng aja, in shaa Allah ketutup itu rasa cueknya, ya kadang sih emang masih ngarep punya suami yang romantis, perhatian de es be sih.. ��
ReplyDeletesaya klu berterimakasih pd suami suka lebay seperti nyium2 hehehe
ReplyDeletekadang suami jengah hihihi
suami dan istri mmg hrs saling ngerti
ReplyDeletejgn cuma mau dimengerti
krn itulah pentingnya komunikasi.
soalnya cara berterimakasih..sy biasanya ngucapin langsung sambil manja manja dan servis yg cetar hahaha
Awal nikah emang maniiiiis kayak es krim, kalau dalam satu kapal ada 2 nahkoda dijamin kapal itu akan hancur. Ini yang selalu aku terapin dlm membangun rumah tangga. Sekeras apapun pendapatku tetap harus menghargai pendapat suami sbg nahkoda
ReplyDelete