Monday, August 6, 2018

Pentingnya Kesehatan Psikis Anak untuk Pembentukan Karakter dan Moral

Kesehatan Psikis Anak

Melahirkan anak pertama di usia 20 tahun, merupakan tantangan tersendiri bagi mamah newbie seperti saya. Tidak mudah menjadi seorang ibu, apalagi di usia muda. Selain kesiapan mental ada banyak ilmu yang harus dipelajari untuk ibu pemula, karena tahap selanjutnya setelah menjabat sebagai istri, adalah menjadi seorang ibu. Ibu yang sukses menjalankan perannya, bukan hanya sekedar status karena telah melahirkan anak. Kenapa saya mengatakan demikian? karena tidak jarang saya melihat kejadian yang tidak menyenangkan antara hubungan orang tua dan anak. Ya, memang pengalaman parenting saya masih dangkal namun justru dari situ saya banyak mengamati pola asuh dilingkungan sekitar yang menjadi telaah untuk saya. dan yang paling sering saya amati dari pola asuh masyarakat adalah,

1. Orang tua yang pemarah: Ketegasan masih banyak disalah artikan, seperti kekerasan dalam bentuk hukuman. Jika ini sering terjadi maka akan mempengaruhi psikisnya. Anak dapat nilai jelek, orang tua marah dan mengeluarkan kata-kata kasar 'bodoh, pemalas', Anak melakukan hal yang tidak disengaja malah yang keluar dari mulut orangtua adalah ancaman "kalo kamu mecahin piring lagi mamah kurung jewer". Apa-apa cacian, tidak sesuai dengan harapan malah dibanding-bandingkan dengan orang lain.

Lalu bagaimana anak bisa belajar tentang sabar jika orang tuanya tidak mau sabar mengajarinya belajar, bagaimana anak mau belajar jujur jika jujur saja ia mendapat makian dan akhirnya ketika besar ia menjadi pandai berbohong, lalu bagaimana anak mau belajar menghargai orang lain jika dirinya saja tidak dihargai oleh orangtuanya?

Baca juga Sekolah Tanpa Kekerasan Dalam Mendukung Sekolah Ramah Anak Melalui Pendekatan Disiplin Positif

2. Orang tua yang terlalu cuek. Anak berkehendak semaunya.
`
3. Tanpa sadar memanjakan anak berlebihan, lahirlah keturunan yang lemah mentalnya.

Pernahkah kalian melihat di berita tentang anak yang durhaka? kekerasan pada anak? Anak yang membully temannya atau anak korban bully? Anak remaja yang masuk penjara karena berulah? dan masalah lainnya tentang anak bangsa.

Lantas siapakah yang seharusnya bertanggung jawab?

Kebiasaan ini terus berulang terjadi turun menurun seperti tradisi. dari didikan yang salah turunlah pada generasi berikutnya, dan begitu seterusnya. Disinilah peran orang tua yang seharusnya menanamkan akhlak yang baik, dengan cara yang baik (panutan). berawal dari keluarga baru kemudian didukung oleh lingkungan sekolah, teman dan masyarakat.
Semua orang tua tentu menginginkan anaknya tumbuh baik secara fisik maupun psikis/mental. namun masih kurangnya kesadaran masyarakat yang hanya terfokus pada pertumbuhan secara fisik saja dan cendrung melewatkan prilaku dan psikis anak, padahal pembentukan perilaku dan psikis anak adalah pondasi bagi anak untuk tumbuh di lingkungan sosialnya kelak.

Baca juga Anak Tumbuh Menjadi Nakal? Intropeksi cara mendidiknya!

Ketika hati sudah memantapkan belajar menjadi orang tua yang baik, in sha Allah selalu ada jalannya. seperti kesempatan saya menghadiri talkshow parenting yang bertema "TIPS MENJAGA PSIKIS ANAK SEJAK DINI". Pada tanggal 31 Juli 2018, saya dari Bekasi menaiki KRL menuju lokasi tepatnya di Paradigma Cafe. Blogger gathering yang diadakan oleh MBC (Moms Blogger Community) bersama HALODOC membuat saya sangat antusias untuk menyimaknya. terlebih narasumbernya adalah seorang yang ahli di bidangnya, yakni Psikiater spesialis anak dan remaja dari RSCM.

oleh Narasumber Dr. Tjhin Wiguna Sp.KJ, adalah psikiater spesialis anak dan remaja di RSCM 
Dalam rangka memperingati hari Anak Nasional setiap tanggal 23 Juli, Halodoc mengadakan talkshow ini agar orang tua bisa mendidik anaknya dengan cara yang lebih baik dan sehat menurut anjuran dokter. Dr. Tjhin Wiguna Sp.KJ, menyampaikan bahwa peran orang tua sangatlah penting dalam membangun perkembangan karakter dan moral anak. anak biasanya mencari panutan dalam membentuk bahasa, perilaku, sikap. karena orang tua merupakan orang pertama yang menjadi panutannya.

Selain peserta Mom Blogger Community (MBC) ada juga tamu yang diundang dari Halodoc. Mereka sangat serius namun santai saat dokter sedang memberi pengertian bagaimana meng'ASAH, meng'ASUH dan mengASIH seorang anak tanpa membuat mentalnya terluka. saya sendiri lebih asyik menikmati mendengarkan beberapa orang tua yang sharing tentang pola asuh mereka. cara penyampai sang dokter sangat mudah saya pahami, tidak bosan, dan selalu berbobot di setiap kalimatnya.

Di dalam talkshow Dr. Wiguna memberi kesempatan kepada para orangtua yang ingin bertanya seputar pola asuh. di tengah materi juga dokter juga memberikan contoh parenting dengan menjadikan peserta sebagai modelnya. dan membenarkan mana prilaku orang tua yang salah atau masih keliru dan mana sikap yang benar menghadapi bermacam-macam karakter anak.

Pemenang Media Social Halodoc 


Alhamdullilah, sepulang dari talkshow ada beberapa ilmu parenting yang membuat saya lebih berhati-hati dan sabar untuk mendidik anak-anak saya kelak. jadi, selain fisik permeliharaan psikis atau psikologi anak sangatlah perlu. Noted, PR lagi untuk saya agar lebih memperhatikan psikis anak dengan cara yang baik dan sehat! dari sini saya mendapat ilmu lagi yang ingin saya share kepada pembaca. 
Mengajari anak untuk menikmati proses seperti tidak harus selalu melindunginya, membelanya, atau memanjakannya. kadang di dalam kehidupan sosial banyak hal yang tidak menyenangkan ini pasti dialami oleh setiap individu. misalnya, anak akan mengenal beraneka macam karaker temannya dan belajar mengatasinya atau berdamai dengan keadaan. jangan apa-apa langsung difasilitasi biarkan anak menikmati sebuah proses.
Jika anak melakukan kesalahan STOP bunda langsung mencacinya atau malah membandingkan dengan orang lain yang dianggap lebih baik. jika ini terjadi pada remaja orang tua bisa diskusi dengan anak dan cari penyebanya, jika anak kita masih kecil biasakanlah untuk mengkritik perilaku yang 'salah' bukan orangnya. misal kalimat "anak bodoh, malas gak mau belajar!" bisa diganti dengan kalimat yang lebih positive dan mengandung pemahaman sebab-akibat "kalo kita malas belajar nanti gak pinter loh". (malas=perilaku) bukan orangnya (kata: anak bodoh)
Tanamkan semua pemikiran positive, seperti tidak berburuk sangka pada orang lain, memotivasi, memuji tidak berlebihan, serta menghargai setiap usahanya. insha Allah akan tertanam pada anak rasa percaya diri namun tidak sombong. dalam kejadian banyak saya amati beberapa anak remaja maupun kanak-kanak masih terjadi krisis percaya diri pada fisiknya, dan keadannya. motivasi dari orangtua amat penting untuk menumbuhkan rasa cinta pada dirinya dengan kerendahan hati.
Jangan terlalu ketat membatasi anak untuk bereksplorasi dengan dunianya. Protec boleh saja karena memang anak harus dalam pengawasan orangtua, tetapi jangan juga dibiarkan begitu saja. diawasi seperti di tengok setiap 10 menit dari pantauan kita. karena dengan bermain sang anak akan belajar banyak hal, terutama dalam perkembangan motoriknya. jika anak suka main hujan-hujanan pilih waktu yang tepat misal tidak ada angin kencang atau petir, dan dalam keadaan perut kenyang, juga tidak terlalu lama. atau suka main tanah? harus selalu mencuci tangan pakai sabun anti kuman sering-sering dan minum obat cacing. 
Sama seperti membiarkan anak bermain, dan menikmati proses. biarkan anak bermain dengan teman sebayanya, biarkan ia menikmati proses suka dukanya berteman. terkadang anak akan belajar menghadapi temannya yang pelit, suka merebut mainannya ada pula teman yang peduli, yang kompak. itu semua merupakan bagian dari pembelajaran untuk kehidupan sosialnya kelak.
Maksudnya adalah pendekatan disiplin positif dengan mengajari anak sebab-akibat yang ia buat jika lalai bukan hukuman, insha allah anak mampu bersikap konsisten. namun, seperti yang saya bilang di atas masih banyak orang tua yang keliru yang masih menerapkan kedisiplinan itu identik dengan kekerasan verbal maupun fisik. memang anak akhirnya menjadi penurut dan mau menerima hukuman tetapi dengan rasa ketidasadarannya atas konsenkuensi yang ia buat. 

"Penting bagi anak untuk tumbuh dengan baik agar bisa menjadi penerus bangsa yang sehat secara fisik dan mental di kemudian hari". Halodoc

***

Terima kasih kepada halodoc yang sudah ikut memperingati Hari Anak ilmu dalam talkshow parentingnya sangat bermanfaat. saya sendiri mengenal halodoc sebenarnya sudah lama namun belum tahu betul pelayanannya, tetapi dari acara tersebut saya semakin tahu lagi fasilitas apa saja yang halodoc berikan yang ternyata membuat saya angkat jempol. Karena memang sebelumnya saya sudah pernah pakai aplikasi kesehatan yang bisa chat dengan dokter namun tidak selengkap Halodoc.



Halodoc merupakan aplikasi kesehatan terpadu berbasis online yang memberikan solusi kesehatan lengkap dan terpercaya dalam memenuhi kebutuhan kesehatan bagi pengguna. aplikasi halodoc dilengkapi dengantiga fitur utama. yakni, hubungi dokter, lab service dan apotik antar. Pharmacy delivery fitur layanan apotik antar 24 jam yang bebas biaya antar *s&k. Jadi, bunda bisa memesan obat langsung melalui fitur Apotik antar.

Bunda juga bisa berkonsultasi langsung dengan dokter anak melalui chat, video call, voice call. Aplikasi Halodoc memiliki tim medis mulai dari dokter umum, spesialis anak, internis, hingga dokter spesialis mata yang online 24 jam.


Jadi nostalgia saya dengan pelayanan kesehatan zaman dulu. dulu untuk sekedar konsultasi dengan dokter prosesnya lama sekali. harus naik angot dulu, antri pagi-pagi itu pun bejibun pasiennya, belum lagi biaya yang  konsultasi juga dan antri obat lagi. namun pas tau halodoc sebegini memudahkannya lagi-lagi saya bersyukur hidup di zaman ini, hehe. mau chat sama dokter, beli obat, vitamin, cek lab, gampang banget di halodoc.

yuk, dwonload aplikasinya Halodoc!

Informasi lebih lanjut,
website: www.halodoc.com
Instagram: @halodoc
#HariAnak
#PakeHalodoc
#HalodocxMBC


SELAMAT HARI ANAK 

7 comments:

  1. Hiks, kayaknya bukan hanya tantangan buat mamah mudah deh, mamah tuwah kayak saya juga.
    Kadar sabarnya kudu di upgrade.

    Btw asyik juga ya pakai aplikasi halodoc, mau cobain ah :)

    ReplyDelete
  2. Belajar menikmati proses itu cukup berat ya, gak cuma buat anak tapi juga buat orang tua. Kadang orang tua karena gak sabaran, anak jd terpaksa melewati beberapa proses yang sebetulnya bisa menjadikan si kecil lebih mandiri dan bertanggung jawab. Hiks note to myself bgt. Pernah denger ucapan salah satu pakar pendidikan katanya di mana ada proses di situ ada progres, jadi anak dan orang tua sdg menuju tujuan yg sama. Aah jadi panjang...

    Mau coba cek halodoc dulu aah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya aku juga pernah dengar itu..
      Orangtua jga byk belajar dari anak ya.. tapi sayangasih ada orgtua yg beranggapan orgtua itu selalu benar hiks

      Delete
  3. Jadi ibu itu emang harus selalu belajar sepanjang waktu ya mba. Gak bisa hanya ngandelin ilmu turun temurun dari nenek moyang, soalnya generasi mudanya udah beda jaman. Hehe.. bice info mba!

    ReplyDelete
  4. Seru juga ya pakai apkikasi Halo doc bisa nambah wawasan mama jaman now

    ReplyDelete