Tuesday, December 1, 2020

MELAHIRKAN NORMAL 42 WEEK +4 HARI

 Postpartum 42 week lebih


Qodarullah melahirkan lewat HPL lagi 🀭
Sebelumnya saya pernah melahirkan anak pertama di usia kandungan 41 week. Mengingat melahirkan anak pertama yang lama prosesnya 12 jam membuat saya berpikir kali ini harus cepat. Cepat dalam segi cukup bulan gak ketuaan dan cepat prosesnya, ya bayanganku kira-kira 3 sampai 4 jam lah ya, dari kontraksi yang  intens🀭

Dari hamil muda Alhamdulillah bukan kehamilan yang rewel, dan mabok parah. Saya masih bisa aktif bahkan hanya sedikit keluhan yang insyaallah masih bisa ditahan seperti sering pingsan di TM2, vertigo sekali UK 5 bulan, dan perut bawah sakit nyaris gak bisa jalan (TM 3 awal) πŸ˜‚ masyaallah nikmatnya, Alhamdulillah ada si sulung yang selalu nemenin mamahnya ini.

Saya masih aktif naik motor, mengendarai sendiri, kadang boncengin mamah dan si sulung, kadang juga menghantam jalanan jelek, beberes rumah sendiri. Sampai pernah dibawa-bawa kerja nih janin, angkut-angkut barang dagangan. Efeknya nyeri otot perut bagian bawah. Ikhtiar lainya saya sering jalan kaki, ikut kelas bumil gratisan di YouTube bidan/dokter kandungan, sampai tekun olahraga gymball. Demi apa? Demi lancarnya proses melahirkan normal dan gak pake drama.

Gak ada pantangan makanan apapun selama gak berlebihan saya makan, debay cukup aktif dan selalu sehat. Bahkan BBJ selalu lebih berat dari usia kandungan seharusnya, ditambah perut saya tipe besar, bulat, dan kaya melorot ke bawah gitu πŸ˜‚ sampai-sampai UK 6 bulan seperti 9 bulan, pernah juga dibilang hamil kembar. Hadeh, tua.

Baik, langsung aja saya cerita tahap-tahap dramanya saat hamil postmaturπŸ€—


Bulan-bulan akhir kehamilan (40+2 hari)

Hari itu menjelang lebaran, tanggal 25 Mei 2020. Tepat HPL perkiraan bidan puskesmas. 28 HPL Bidan pilihan dan 1 Juni HPL USG Trimester 1. Tapi belum ada tanda-tanda gelombang cinta. Okay, saya masih bisa santai. Karena waktu itu masih heboh-hebohnya covid semua klinik bersalin ditutup kecuali Rumah Sakit, jadilah saya absen tidak periksa selama 2 bulan lebih, sampai akhirnya mendekati hamil tua yakni Usia kandungan 40 week +2 hari saya baru periksa kembali. Di Bidan pilihan saya setiap sebulan sekali dianjurkan cek kandungan dan selalu di USG 2D. Saat diberlakukannya social distancing, klinik hanya menerima pasien hamil tua dan melahirkan. Saya yang termasuk telat periksa.

Oh, sungguh lelah dan pegal-pegal gak sabar menanti kelahiran. Semua persiapan bayi sudah dicicil termasuk menyiapkan tas bersalin. Pernah saya buat vlognya disini πŸ‘‡

PERSIAPAN ISI TAS BERSALIN
https://youtu.be/4kEEMayX2ag


PANCING KONTRAKSI, DENGAN PIJAT OKSITOSIN

Saat diperiksa, saya sedikit tegang karena bu bidan bilang bayi saya besar sudah mencapai 3,8kg di UK 40 week dan harus lebih rajin lagi dipancing kontraksi. 

Saat itu saya periksa kehamilan diantar dengan si sulung (7thn), suami LDM jadi lebih sering saya periksa sendiri. Di ruang periksa saya diajari pijat oksitosin (seharusnya dengan pasangan anjuranya) karena tidak ada pasangan saya dipijat-pijat perawat 🀭. Percuma pijat oksitosin kalo bukan sama pasangan aku gak bahagia 🀣


Hormon oksitosin adalah hormon cinta yang diproduksi alami oleh tubuh perempuan. Adapun peranya adalah Peran oksitosin memengaruhi tingkah laku dan interaksi manusia, seperti orgasme, kedekatan sosial, dan sikap keibuan. Hormon ini juga berperan dalam proses mempersiapkan kelahiran, dan menyusui, meredakan stres pada ibu baru, mempererat ikatan bayi dan ibu, menumbuhkan pereasaan tertarik pada sesuatu.


Baca juga, 7 CARA MENINGKATKAN HORMON OKSITOSIN JELANG PERSALINAN


Ya belakangan ini memang banyak pikiran dan cobaan mungkin menjadi penyebab sulitnya ngumpulin oksitosin πŸ˜“

Karena lewat HPL bu bidan akan melakukan rekam jantung atau CTG. Guna memeriksa keadaan janin. Meskipun setiap di USG semua keadaan ketuban dan plasenta Alhamdulillah baik-baik saja. Oke dalam tahap ini masih aman. Cuma mikirin bayi gede aja.

Hasil CTG Rekam Jantung

Ket: gbr.1 adalah djj (detak jantung janin), gbr.2 adalah gerakan janin, gbr.3 kontraksi (kontraksi paling lurus gak ada gejolaknya semsek πŸ˜₯ gak ada tanda-tanda mau melahirkan)


40 week +6 hari

Balik lagi dan mulai periksa USG dan rekam jantung. Karena lewat Hpl jadwal pemeriksaan jadi 3 hari sekali. Di USG kali ini debay sudah 3.9kg. πŸ˜“


Hasil CTG PART II (40 Week +6 )


Hasil CTG Rekam Jantung Janin

Ket: gbr.1 djj masih turun naik gak stabil tapi ini lebih baik dari sebelumnya, gbr.2 gerakan janin setiap menit, gbr.3 kontraksi mulai terlihat nyata 😍 tapi sebenarnya ini yang saya rasa perut kencang bukan yang sakit nyeri haid itu. Kontraksi perhitungannya dari 0-100 paling tinggi

Awal dimulai rekam jantung selalu drama karena jantung janin lemah katanya saya harus sarapan dan minum susu yang manis-manis dulu. 

Lanjut periksa CTG 41 week +2 (hasilnya ketinggalan di dokter)

Bu bidan merujuk saya ke dokter kandungan. Cek ke dokter kandungan USG dan CTG ulang untuk memastikan benar tidaknya pemeriksaan versi bidan dan untuk mendapatkan resep pelunak rahim agar jika nanti induksi bisa berhasil.

Hah?? Induksi?

Browsing tentang induksi aja sudah horor, kontraksi tanpa jeda, resiko robekan rahim, kegagalan induksi lebih banyak yang berujung pada Caesar atau SC.

Padahal sejak awal saya sudah ikhtiar sebaik mungkin agar tidak SC. Karena gak ada tabungan untuk persalinan SC. BPJS? sudah lama non aktif dan untuk aktif kembali masih sedang diperhitungkan. Pengen punya anak banyak makanya gak mau SC 😬

Beberapa hari setelah periksa saya gak langsung ke rumah sakit, semalaman berpikir keras. Pergi atau jangan? Nunggu mules alami. Tapi suami dukung untuk periksa karena itu yang terbaik. Keesokanya saya pergi sendiri mengendarai motor yang lumayan jauh jaraknya dan harus melewati jalan utama jantung kota di temani si sulung lagi. Ya Valentino Rossi perut melendung sedang beraksi. Suami? Kerja, LDM. udah ya jangan nanya keberadaan dia lagi.

Setelah melewati tahap drama salah rumah sakit 🀣

Jadi RS. Anna Bekasi itu ada 2 gaes, yang di rujuk yang paling dekat Rawalumbu yakni Pekayon. Eh, aku gak tau kan ya, malah di alirkan oleh GMAPS ke RS. ANNA MEDIKA sonoan dikit dari Summarecon. Bener-bener tuh GMAPS kualat kalo ngerjain ibu hamil. Hey, itu juga tadinya pesan nomer antri lewat online di Alodokter. Alhamdulillah dapet nomer satu soalnya praktek dokter Yenny terkenal selalu ramai. Ternyata mas sampe lokasi, udah kejauhan ditambah ketinggalan antrian gara-gara miskom, udah geer aja dapet nomer 1 eh dokter sibuk mendadak di ruang operasi SC. Duh pokoknya saat itu pengen nangis deh, untung megang duit banyak jadi bisa buat jajan nyembuhin kegabutan 😬

Okeh lanjut,

HASIL USG 42 WEEK
Hasil USG dr.spog 


Sehabis periksa pertama kali dari rujukan itu hasil USG persis sama dari pemeriksaan bidan sebelumnya. Debay 3.9 kg. 

Alhamdulillah kondisi ketuban, plasenta masih aman untuk menunggu kontraksi alami. Saya pun di beri resep obat pelunak rahim yang diminum setiap 12 jam sekali sampai 4 hari. Di rumah saya masih ragu untuk minum obat pelunak rahim karena dari review yang saya baca di browsing internet beberapa banyak yang berhasil. Seperti langsung pecahnya ketuban di hari pertama bahkan pas obatnya habis. Iseng-iseng saya search di google kandungan obat tersebut malah berkaitan dengan menggugurkan kandungan. Fix semalaman itu gak bisa tidur, meskipun sudah rekomendasi dokter kok bawaan bumil jadi gelisah mulu. Obat itu gak langsung saya minum karena masih mikir-mikir soalnya bayangan saya abis minum obat itu langsung pecah ketuban πŸ˜…πŸ˜‚

Masih cari-cari lagi refrensi haha...

Sampai akhirnya saya minum juga. Tapi taraaa 4 hari kemudian...

Obat pelunak rahim sudah habis tapi belum ada tanda-tanda kontraksi πŸ˜‚


Cuma ada sih tanda pelebaran serviks (tersugesti 🀭) yakni keputihan yang lebih banyak dari biasanya. Sempat berpikir ini ketuban bukan sih?

Obat sudah habis, belum muncul juga kontraksi, balik lagi ke bidan malu soalnya bidan udah gak mau nanganin kalo udah minum obat pelunak rahim tapi belum ada kontraksi suruh lanjut Konsul terus sama dokter. Sedangkan untuk sekali Konsul aja keluar biaya lumayan buat nguras dapur. Ini salah satu saya kenapa gak mau ke dokter 🀭


Hmmm... 


HAMIL TUA, HASIL USG BERBEDA


42 week +
Saya sudah pasrah mau diapakan nanti, tindakan induksi kek, Caesar kek, saya sudah diskusi tentang BPJS dengan suami untuk melahirkan di Rumah Sakit, sungguh di luar rencana saya. Sangat sedih karena saya sudah berupaya untuk tidak drama seperti ini. Rajin gerak dari hamil mudah, jalan kaki, naik turun tangga sampai kaki pegal dan keram ga bisa jalan, makan nanas setiap hari sampai sariawan, beli buah-buahan pemicu kontraksi, Durian dan kurma yang semua itu membutuhkan pengeluaran anggaran pendapatan belanja menjadi 2x lipat πŸ™ˆ duh malah sedang heboh-hebohnya covid 19  kala itu dan sangat mempengaruhi penghasilan .

Saya balik periksa ke dokter Yenny, di ruang tunggu saya sedang memikirkan kata-kata yang tepat tentang usahakan melahirkan normal jika memungkinkan. Tapi betapa terlejutnya saya pas di USG hasil berbeda padahal 2 x sebelumnya sama.

UK mundur jauh. HPL 1 Juni menjadi 23 Juni. BBJ tidak 4kg lagi, melainkan 3.5kg ?????

yang patut disyukuri kondisi ketuban sama plasenta masih oke.

Kesimpulan dokter bilang masih bisa nunggu. Ini 42 week 2 hari loh!

Entah saya harus senang atau sedih. Senang karena HPL mundur dan debay tidak besar. Sedih, bagaimana kalo itu ngaco?

Ya senengin dulu deh sementara biar pikiran gak stres karena dokter bilang masih bisa nunggu. Tapi semalaman itu saya kepikiran terus bagaimana kalo dokter salah? HPL yang akurat itunkan di Trimester 1 dan 1 Juni bukan hasil USG di kehamilan ketuaan gini. Duh bener gak sih?


Sore itu seperti biasa jalan santai,

Ini adalah pack kurma terakhir. Ikhtiar terakhir, percaya gak percaya dengan semua stimulus yang sudah diusahakan. Sudah rajin makan kurma dari kehamilan muda tapi kenapa malah begini, lama.

"Bissmillah, dengan seizin Allah hamba mohon lewat ikhtiar kurma ini persalinan hamba dimudahkan"

Di lapangan basket, ngeliatin kurma sambil banjir air mata. Entah orang lewat berpikir apa. πŸ™ˆπŸ˜‚


OPSI KEDUA

Malam itu kepikiran untuk periksa ke bidan lain. Saya punya kenalan bidan senior waktu dulu melahirkan si kakak, dia sangat ahli meskipun sekarang sudah tua. Malam itu saya pergi ke klinik beliau. Saat Bu bidan memeriksakan perut saya dia bilang janin saya tidak besar tapi rahim saya yang besar, dia juga bilang ddj janin sangat bagus dan normal. Saya ceritakan lah masalah saya. Malah dia bilang harus induksi besok, segera bawa persiapan persalinan 😭 loh loh lebih serem lagi sih. Semalaman gak bisa tidur browsing-browsing tentang induksi. Baiklah..

Setelah konsultasi sama mamah, kami sepakat induksi di klinik beliau. Sudah bawa prepare persalinan termasuk makanan dan tas bersalin. Karena masih ragu saya masih tanyakan tentang persalinan induksi juga menyertakan hasil USG terakhir. Oalah beliau lebih percaya dengan hasil USG terakhir dan menyuruhku pulang bilang "belum waktunya ini, Hpl 23 Juni. Nanti kalo sudah kelewat tanggal itu"

Seketika badan ku lemes. Mana yang benar. Nunggu lebih 23 Juni?? Sudah berapa UK yang sebenarnya itu?? 😭

Kami pulang. Ada perasaan lega karena tidak diinduksi ada perasaan sedih juga memikirkan kandungan.πŸ˜“


42 week +3 hari


MENCOBA UNTUK TIDAK STRES DAN BERSERAH DIRI

Saya memutuskan untuk tidak stres. Saya pikir mungkin karena stres yang menghambat hormon oksitosin untuk segera terkumpul. Semua upaya sudah saya lakukan, saya menghargai upaya itu untuk diri sendiri. Hanya satu memang yang belum saya lakukan. Menejemen stres. Dari kehamilan muda, sampai tua, saya memang mengalami berbagai macam masalah, bahkan sampai menjelang kelahiran bayi pun πŸ˜₯

Saya memutuskan untuk berserah diri kepada Allah dan tetap Istiqomah berdoa seperti saat pertama tahu hamil. "Ya, Allah semoga kehamilan ini di mudahkan rezekinya, diberi kelancaran dan dimudahkan segala prosesnya"

Seperti biasa saya berjalan santai sore hari menemani si sulung bermain di lapangan dekat rumah. Sejujurnya baru pertama kali menikmati hari dimana pikiran menjadi tenang. Semua beban saya buang jauh-jauh. Postmatur, resiko induksi, biaya SC, LDM, bujukan ke janin saya hentikan saya khawatir seperti memaksa dedek secara halus.

Beneran pikiran seperti enteng gitu gak mikirin apapun πŸ’•

Malam itu, setelah sorenya jalan santai. Janin bergerak sangat aktif tanpa jeda. Seperti gerakan memutar bukan lagi menendang, padahal hamil tua seharusnya sedikit gerakan. Firasatku dedek bayi sedang mencari pelawangan atau fase masuk panggul.


Baca juga, Peralatan Ibu Menyusui, Apa Saja?


TANDA AWAL MELAHIRKAN


42+ 4 hari

Besoknya, dari kemarin semalam debay gerak aktif sekarang terasa sakit perut seperti haid sampai membangunkan ku dari tidur. Namun masih bisa ditahan atau ringan. Jangan-jangan ini kontraksi? Pikirku mulai kegeeran. Coba kita lihat besok bertahan apa enggak, soalnya sering banget di PHP in dedek bayi sama kontraksi palsu.

Keesokan paginya jam 9 sehabis main gymball keluar lendir pink dan itu sedikit. Dan masih diiringi nyeri haid tahap ringan.  Masyaallah senengnya bukan main πŸ˜‚

Langsung otw ke klinik bidan (meskipun terakhir kesini bidan udah nyerah dan suruh ke dokter Bae) sampai klinik ngantrinya bukan main karena bentrok dengan jadwal imunisasi. Sambil antri saya ditanya keluhan dan bleng baru deh bingung sendiri.

Ini kok mau melahirkan mukanya masih sumringah, aktif, masih bisa ngantri. Loh loh bukanya orang melahirkan itu ke UGD ya 🀣
Mikir deh

"Nanti aja deh mbak periksanya" kataku

Saya berencana balik lagi jika kontraksi makin kuat dan muka sudah pucat gak bisa ngomng πŸ˜‚

Baru inget sering browsing harusnya ke klinik itu pas pembukaan-pembukaan 6 gitu biar gak lama dinruang bersalin. Di rumah saya hitung mandiri kontraksi menggunakan aplikasi. Hmm durasinya sih teratur bahkan 10 menit sekali tapi kenapa masih ringan ya kontraksinya? Masih bisa motoran?

Baiklah periksa lagi untuk memastikan, siapa tahu sudah pembukaan.

Jam 2 siang balik lagi. Di cek pembukaan ternyata belum ada pembukaan 😭

Pantes mukaku kok seger banget mau lahiran dan banyak nanya mulu  🀣

Udah terlanjur malu udahlah woles aja nunggu sampai pembukaan 6 baru ke klinik. Pulang lagi deh. Nah, waktu-waktu saya gunakan sebaik mungkin untuk makan banyak ngumpulin tenaga, tidur siang biar cukup istirahat, dan jalan santai lagi sore itu biar lancar. Kontraksi masih tahap ringan. Sore itu suami balik prepare lahiran siapa tau nanti malam atau besok pagi kan?

Malem itu masih haha hihi nonton the legend of blue sea nya Lee min ho, mau ngumpulin tenaga malah begadang 🀭 jam 11 gak bisa tidur mikirin melahirkan besok pagi udah harus di klinik. Malah pillow talk dulu ma laki. Tapi kontraksi nya makin intens ya dan sesekali sakit banget dalam satu sesi.

Okay saya tahan.. paling pembukaan 1. Nanti pagi jam 7 mau otw ke klinik.

Masih bercanda sama suami tiba-tiba sakit ga bisa lanjut ngomng, tahan, lanjut ngobrol lagi. Dan akhirnya, setengah jam kemudia kontraksi kuat muncul lagi terus sampai jadi 10 menit sekali! Dan itu durasinya cepet banget sekitar 1 jam dari kontraksi ringan jam 1 ke kontraksi hebat jam 2. Sampai bolak balik kamar mandi dan keluar semua keringat dingin.

"Gimana, mau lagsung ke klinik apa tunggu?" Tanya suami

"Tunggu aja masih bisa nahan kok, paling baru pembukaan 2"

10 menit Kemudian muncul lagi dan udah gak kuat. Cus lah kami ke klinik naik motor jam setengah 3 pagi .

Di klinik, kontraksi semakin hebat. Sudah masuk pembukaan 5. Bidan muda sedang mengecek semuanya, USG, CTG, cek pembukaan yang sejujurnya membuat saya gak nyaman karena harus tiduran terlentang dan itu malah membuat tambah sakit. Bu bidan menaruh sesuatu ke dubur agar saya BAB dulu, seketika saya ke toilet. Di toilet mulesnya semakin menjadi dan enggak keluar ruangan. Jangan sampai melahirkan di kamar mandi.


Sakit kontraksi itu seperti nyeri haid berkali kali lipat, mulasnya seperti orang BAB tapi sembelit 😜


Dan rasa melahirkan normal itu seperti butuh tenaga besar, besar sekali, karena setiap kontraksi datang timbul perasaan ingin ngeden. Ngejan kan butuh tenaga. Seperti ingin meremas-remas kuat benda disekeliling.

Suami saya suruh keluar. Mood saya menjadi berubah. Saya tidak suka bidan mengecek terus pembukaan karena sakit. Saya menolak karena alasan "nanti saja ceknya, pas pembukaan akhir paling gak jauh dari pembukaan 5 tadi" bu bidan pun pergi tak kembali lagi, juga suamiku πŸ˜‚ malah bobok di ruang tunggu 🀣

Jam 3 kritis itu saya di ruang bersalin. Kesakitan, setiap muncul kontraksi datang saya mencari-cari pegangan seperti gagang besi infusan dan pinggiran kasur. Ketika kontraksi turun saya merayap mencari, membuka sendiri pocarisweat dan kurma azwa. Meskipun sakit saya berusaha berpikir jernih untuk mengalihkan rasa sakit. Seringnya over kontrol malah mengejan, padahal saya tahu belum pembukaan lengkap tidak diperbolehkan mengejan agar serviks tidak bengkak dan macet di jalan seperti kelahiran anak pertama 8 tahun lalu. Tapi gimana, disana gak ada siapapun, saya sendirian seperti induk kucing beranak, sepi, sendiri. Tidak ada komando, saya pun mencoba berbagai posisi melahirkan sendiri mencari posisi ternyaman. Soalnya pernah baca ada orang luar negeri itu melahirkan ada yang sambil main gymball, nungging, dan segala macam. Akhirnya saya coba jongkok, nungging, Alhamdulillah berhasil mengurangi sakit tidak seperti saat tiduran terlentang. Dan posisi jongkok paling enak buat saya (please jangan ditiru ya moms tanpa pengawasan dokter atau tenaga medis)

Sambil menikmati gelombang cinta yang sangat saya harapkan dan kutunggu-tunggu saat itu pula masukan afirmasi positif macam hypobrith ala ala sendiri yang saya lihat di YouTube channel bidan .

It's okay ini gapapa, sakitnya alami bukan sebuah penyakit ini proses dan masih bisa ditahan


"Ini yang aku harapkan melahirkan normal jadi nikmatilah"

"Ini yang aku mau melahirkan seperti ini, sepi, sendiri"

"Ini proses , hanya beberapa jam sebentar lagi aku akan bertemu anakku"


Sambil memasukan sugesti positif sayapun mengalihkan fokus ke tembok membaca poster-poster kesehatan yang ada di ruang bersalin, sesekali lanjut makan kurma dan minum pocarisweat.

Azan subuh mulai berkumandang, saya mulai lelah dan sangat ngantuk. Sungguh capek mengejan itu. Saya panggil-panggil bidan atau lainya tidak ada yang menyahut. Suami mungkin sudah pergi solat subuh.


Jam 6 pagi

Dari jendela ruang bersalin sudah terlihat warna kebiruan. Seluruh staf bidan keluar dan mempersiapkan kelahiran anakku. Ada 3 orang bidan. 1 bidan muda yang awal tadi menangani ku, 1 bidan karyawan, 1 bidan pemilik klinik tersebut dan 1 perawat.

Bidan karyawan telat memberi aba-aba ku agar tidak mengejan sebelum waktunya.

Pas di cek lagi sudah pembukaan 9

Fuiih syukurlah.. dari jam 3 pembukaan 5 sekarang jam 6 sudah 9. Berarti setiap satu jam naik 1 pembukaan. Konon anak kedua dan seterusnya lebih cepat pembukaannya, ternyata benar.

Bidan memberiku aba-aba. Tidak butuh waktu lama, dalam 2 kali mengejan bayi ku keluar sempurna. Disusul IMD dan penjahitan obras bolak balik 8. Suamiku baru aku izinkan masuk saat IMD. Dia punya cerita tentang orang melahirkan dan trauma jadi aku memang sengaja tidak menyuruhnya melihat penderitaan ku selama kontraksi. Justru jika ada suami saat melihatku menderita itu malah membuatku semakin lemah dan manja. Cukup Allah sebagai saksi πŸ’•

Masih ingat betul betapa leganya hari itu, betapa bahagianya doa saya diijabah oleh Allah tanpa kurang sedikit pun. Walau awalnya drama karena postmatur keadaan bayi tak kurang sedikitpun.


Biaya Persalinan Normal

Pas penagihan masyaallah dapat banyak potongan biaya bersalin. Rezeki dedek, salah satu doa saya masalah biaya juga. 😭 Kebetulan bu bidan itu pernah menjadi bos saya. Jazakillah Khoir.. πŸ₯°


Kelahiran Bayi Postpartum

pas keluar BBJ 3,5kg USG gak sesuai 🀣 bumil udah galau duluan mikirin BBJ waktu itu. konon banyak ketuban dan besar rahim mempengaruhi BBJ "Katanya sih"


TIPS KEHAMILAN LEWAT HPL


Nah dari pengalaman melahirkan normal di usia kandungan lebih dari 42 Minggu saya mau sedikit sharing buat bunda yang lewat HPL.

✍️ Jangan panik dan tetap pantau kondisi debay saat lewat HPL

✍️ Rutin Periksa Kehamilan dan USG jika sudah lewat Hpl menjadi 3 hari sekali 

✍️ Hindari stres berlebih agar hormon oksitosin terkumpul

✍️ Minum air kelapa muda, kurma, jalan kaki santai, HB dengan suami untuk memperlancar persalinan, bila ada gunakan gymball

✍️ Cari bidan / dokter kandungan yang tepat karena proses melahirkan mu bagaimana dokter/bidan pilihan kamu

✍️ Banyak masukan afirmasi positif , cari informasi yang tepat

✍️ Banyak berdoa dan yakin apapun kehendak Allah

✍️ Jika dokter menyarankan induksi atau SC karena ketuban mulai hijau atau pengapuran plasenta segera ikuti saran dokter

Perlu diingat, tidak semua kondisi hu bumil itu sama. Ada yang 40 sudah mulai pengapuran ada pula 42 week masih bagus jadi share kali ini bukan menjadi patokan bumil bisa menunggu sampai 42 week semua tergantung kondisi kehamilan bunda sendiri. Apapun caranya insyaallah itu yang terbaik 😘


Lanjut Baca, 

Rasanya Punya Bayi Baru Lahir, Apa Saja Yang Akan Dihadapi?



No comments:

Post a Comment