Friday, October 11, 2019

Pengalaman pribadi "KB 3 bulan bikin lama punya anak"


Dulu setelah melahirkan anak pertama saya memutuskan untuk langsung KB setelah selesai nifas. Dan metode KB suntik 3 bulan menjadi pilihan saya. Alasan utama adalah untuk memberi jarak yang cukup jauh dengan anak kedua nantinya (minimal 3 tahun), KB 3 bulan ini atas rekomendasi orangtua, harganya juga lebih murah yakni RP.25.000 untuk kurun waktu 3 bulan. Namun karena saat itu saya masih newbie sekali tentang masalah kontrasepsi jadi nurut2 saja disuruh pakai KB yang manapun, tanpa mencari tahu lebih 'plus-minusnya' KB hormonal.

Suntik KB 3 bulan adalah metode kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon progestin, namun tidak mengandung estrogen. Kontrasepsi ini bekerja dengan mencegah pengeluaran sel telur sehingga tidak akan terjadi pembuahan sel telur oleh sperma. Satu suntikan diberikan setiap tiga bulan dan biasanya disuntik dibagian sekitar paha atau bokong. 


Selama dalam masa KB efek samping yang langsung terasa hanya sebatas tidak haid saja. selebihnya pusing, berat badan bertambah, tidak banyak berpengaruhnya sih atau mungkin saya yang terlalu cuek dengan perubahan hormon. Saya masih cukup enjoy dengan KB 3 bulan karena merasa tidak ada perubahan yang berarti kecuali tidak haid itu. Tidak haid sama sekali selama 4 tahun KB hormonal!

Kekhawatiran tidak haid muncul saat sudah 4 tahun. Saya baru berpikir dan merasa,

Perempuan tidak haid itu seperti bukan perempuan, apa normal?

Aakah ini tidak berpengaruh terhadap rahim saya nantinya?

Karena pernah saya tanya bidan, dan bidan hanya menjawab "ya memang itu efeknya" tidak mengedukasi lebih lanjut. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak KB lagi karena merasa tidak normal tidak haid, juga merindukan kehadiran anak kedua setelah anak pertama mulai memasuki usia 4 tahun.

Pernah saya tulis disini,

Enaknya gak KB Hormonal!

Dan ternyata benar dari kelaman KB hormonal yang suntik 3 bulan itu efeknya adalah sulit hamil lagi!

Jauh dari pikiran saya 4 tahun silam tentang KB dengan kesuburan, saya pikir terlambat KB 1 hari saja bisa menyebabkan kehamilan lagi makanya saya amat tekun dengan KB suntik 3 bulan tidak pernah absen. Ternyata selepas KB tubuh butuh penyesuaian lagi, ini yang membuat kehamilan kedua lebih lama bahkan terancam rahim kering, kanker, jika kelamaa  KB hormonal dan sulit punya anak lagi.

Tubuh butuh waktu lagi untuk menyesuaikan perubahan hormon. Setidaknya lebih dari setahun. Setahun pertama lepas KB suntik siklus haid sedang masa penyesuaian, meskipun belum seteratur saat sebelum hamil pertama. Di masa 'lepas KB hormonal 3 bulan' ini juga masih sulit untuk menentukan masa subur, karena belum teratur siklus haidnya. Padahal sejak gadis siklus haid saya selalu teratur. Namun untuk penyesuaian hormon setelah lepas KB 3 bulan, butuh 2 tahun lebih untuk bisa hamil lagi setelah berhenti KB hormonal. Alhamdulillah setelah 2 tahun lebih saya lepas KB hormonal akhirnya hamil lagi. Setelah melewati 1 tahun menjada dulu, wkwkwk.. mungkin bisa jadi fase berhenti KB dengan jarak kehamilan lagi bisa berbeda-beda setiap perempuan ya, noted!

Saran saya tentang KB 3 bulan suntik hormonal


1. Untuk yang baru menikah dan belum memiliki anak, disarankan jangan KB dulu atau jangan pakai KB suntik 3 bulan. Khawatir akan mempengaruhi kondisi hormon atau rahim sehingga kedepannya yang tadinya subur malah sulit punya anak. Kondom mungkin lebih baik.

2. Apapun jenis kontrasepsi yang dipilih usahakan untuk konsultasi lebih lagi tentang kelebihan, kekurangananya juga resiko KB yang dipilih.

3. Lebih baik KB alami saja
Meskipun begitu, KB 3 bulan bikin lama lagi punya anak, moms tak usah khawatir karena hal ini tidak mempengaruhi kesuburan secara permanen.


Nah, ini pengalaman pribadi saya tentang KB suntik 3 bulan. Kedepannya gak mau lagi pakai KB hormonal yang mengacak-ngacak rutinitas rahim dan hormon alami saya, haha. Tapi mungkin saja pengalaman setiap perempuan berbeda, bunda bisa konsultasikan lagi prihal kontrasepsi dengan dokter/bidan. Intinya pilihan apapun itu termasuk KB ada di tangan kita yang tetap harus di cermati bukan asal 'menunda kehamilan saja'.


No comments:

Post a Comment