Saturday, October 12, 2019

Hamil Ketika Masih Pengobatan TB Tahap Lanjutan


Sehari sebelum, saya testpack untuk kesekian kalinya mendapat negatif, saya merasakan sinyal kehamilan lagi. Meskipun sinyal kehamilan bulan-bulan lalu itu pernah zonk akibat sugesti pingin punya anak lagi, haha. Sinyal kehamilan kali ini lebih kuat. Yakni perut bagian bawah terasa lebih kencang dan pipis terus. Besok sorenya saya mencoba testpack, padahal belum telat haid. Ini juga efek dari keisengan saya, juga penasaran tingkat tinggi, meskipun udah berkali-kali di PHPin si dedek. 

Masyaallahtabarakallah beneran saya hamil! Positif garis dua muncul dengan samar-samar. Keraguan itu muncul beriringan dengan,

"Ini beneran positifkah? Apa cuma garis evorasi?"

"Kalo beneran hamil gimana? 2 bulan lagi baru selesai pengobatan TB Paru"

Langsunglah, cus buka aplikasi kesehatan untuk chat sama dokter. Meskipun waktu sebelum hamil, sudah puluhan kali saya bertanya tentang 'efek obat TB Paru terhadap janin' atau cari di google tentang 'aman tidaknya mengonsumsi obat TB Paru saat hamil' yang berujung 'legaaaa' ternyata aman. 

spesialis paru dari RSUP Persahabatan dr Diah Handayani SpP mengatakan, pengobatan TB harus tetap dilanjutkan oleh ibu hamil. Diah mengatakan, obat TB yang umum digunakan seperti rifampisin, INH, etambutol, dan pirazinamid dilaporkan aman untuk bayi dalam kandungan. Oleh karena itu, pengobatan TB bisa dilanjutkan meski dalam kondisi hamil. Sumber refrensi https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/oity0638

Refrensi lainnya,
Alodokter : Mengalami TB saat hamil
Website kesehatan: Bila ibu hamil terjangkit TBC


Sebelum terkena TB Paru, saya dan suami sudah merencanakan kehamilan di awal pernikahan kami. Sampai akhirnya saya divonis terkena TB Paru, sehingga harus menjalani tahap pengobatan disiplin selama minimal 6 bulan. Selama pengobatan itu saya aktif bertanya kepada dokter tentang 'aman atau tidaknya' obat TB / OAT yang saya minum, terhadap resiko kehamilan yang mungkin saja terjadi karena saya tidak KB.


Dari beberapa sumber yang sudah saya ubek-ubek seperti dokter di aplikasi, googling, website kesehatan, dan lebih jelasnya kata dokter paru saya pun mengatakan, bahwa obat TB Paru katagori 1 aman (kecuali yang suntikan atau kategori II MDR-TB kalo gak salah). Obat TB Paru merupakan antibiotik yang mengandung isoniazid, rifampisin, dan etambutol, untuk 2 bulan pertama. Tahap selanjutnya 4 bulan cukup isoniazid dan rifampisin saja. Bakteri Mycrobacterium tuberculosis lebih tahan asam, jadi untuk pengobatannya harus disiplin 6 bulan dalam pengawasan dokter juga. Selama mengonsumsi obat OAT ini bakteri masih berstatus pingsan belum mati total dan masih bisa kambuh jika tidak teratur minun obat, bahkan bisa lebih parah dan sulit disembuhkan. Namun, selama bakteri TB nya sedang pinsan tidak perlu hawatir tertular ke janin atau orang lain. Pokoknya gak boleh putus obat meskipun sedang hamil.


Alhamdulillah, setelah menjalani 4 bulan pengobatan TB Paru saya positif hamil. Meskipun jujur masih ada rasa waswas akan resikonya, tapi dokter sudah bilang aman, insyaallah aman.

Selama menjalani pengobatan TB Paru dan sudah 4 bulan berjalan, barengnya dengan kehamilan 5 minggu ini belum ada efek yang berarti. Alhamdulillah kehamilan yang kedua ini tidak disertai ngidam yang parah seperti mual muntah, pusing, tidak nafsu makan, yang rentan sekali mempengaruhi nutrisi saat sedang masa penyembuhan TB dengan asupan untuk gizi si janin. Saya berharap sih, semoga tidak ngidam yang parah. Harus sehat, pokoknya harus baik-baik saja, insyaallah. Nafsu makan? Oh tetep buanyakk, malah terbilang doyan makan apapun.😂 Beda dengan kehamilan pertama yang mabok dan payah.

Karenanya saya tetap memperhatikan kesehatan saya 'jangan sampai drop atau mabok berlebih' sampai enggak mau makan seperti dulu. Karena kehamilan kedua ini punya riwayat TB Paru saya akan lebih memperhatikan pola hidup sehat juga asupan nutrisi lagi. Meskipun sebenarnya penundaan kehamilan lebih baik sampai pengobatan TB paru selesai. 

Intinya, karena takut obat TB Paru berbahaya bagi janin lantas tanpa konsultasi dokter, moms menghentikan obat TB, itu yang paling berbahaya ketimbang obat TB nya itu sendiri. Jadi hamil saat masih pengobatan TB Paru tetap dilanjutkan ya moms pengobantannya sampai selesai!


Artikel terkait, Tanda Kehamilan Anak Kedua ku


No comments:

Post a Comment