Apa yang ada dipikiran kalian tentang depresi?
Menurut Wikipedia,
Depresi adalah suatu kondisi medis berupa perasaan sedih yang berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental seseorang. Kondisi depresi adalah reaksi normal sementara terhadap peristiwa-peristiwa hidup seperti kehilangan orang tercinta. Depresi juga dapat merupakan gejala dari sebuah penyakit fisik dan efek samping dari penggunaan obat dan perawatan medis tertentu.
Dalam kaitannya dengan gangguan mental lain, depresi dapat juga menjadi gejala dari gangguan kejiwaan seperti gangguan depresi mayor dan distimia.
Seseorang dalam kondisi depresi biasanya akan mengalami perasaan sedih, cemas, atau kosong; mereka juga cenderung merasa terjebak dalam kondisi yang tidak ada harapan, tidak ada pertolongan, penuh penolakan, atau perasaan tidak berharga. Gejala-gejala lain yang mungkin muncul adalah perasaan bersalah, mudah tersinggung, atau kemarahan. Lebih jauh, individu yang mengalami depresi dapat juga merasa malu atau gelisah.
Selain perubahan suasana hati, individu dengan gejala depresi cenderung kehilangan minat untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang sebelumnya ia anggap menyenangkan; kehilangan napsu makan atau sebaliknya, makan dengan porsi berlebih. Penderita juga akan kesulitan untuk berkonsentrasi, mengingat detail-detail umum, membuat keputusan, ataupun mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.
Awalnya saya sendiri berpikir depresi itu hanya stres, dan bisa di hilang begitu saja jika si penderita 'move on', move on versi saya adalah waktu, tapi ternyata itu hanya pengetahuan dangkal saya tentang sikolog manusia yang masih lebih luas lagi.
Depresi bisa menjadi tahap berat jika terlambat penanganannya. Bahkan tindakan yang lebih buruk, seperti keinginan bunuh diri, menyakiti diri sendiri, berhalusinasi, membunuh dan sakit jiwa.
Saya ingat dengan sebuah pesan di WAG Parenting dan masih menyimpan tulisan ini yang di tulis oleh Harry Santoso. sampai saat ini setiap kali membacanya masih membuat saya terenyuh.
Dan coba, kalian baca ini..
Ada seorang ibu mengeluh suaminya yang sibuk bekerja sehingga berbulan bulan meninggalkan anaknya dan tentu saja dirinya. Walau kelihatan tangguh, ibu itu akhirnya mengaku juga bahwa dirinya selama ini merasa sendiri dan perlu tempat curhat. Tentu saja sebagai seorang ibu yang harus menjalankan peran ganda mengasuh beberapa anak yang masih kecil selama suaminya bekerja keluar pulau, beban perasaan itu semakin lama semakin berat dan butuh tempat keluar. Sampai titik pengakuan itu, air matanya meleleh dan tak kuasa menahan tangis.
Wanita biar bagaimanapun butuh curhat dan curhat itu adalah solusinya walaupun tanpa solusi, yang penting curhat dulu untuk melepas sebagian beban. Dan para suami konon diberikan dada yang bidang bukan untuk menjadi seperti Ade Ray, tetapi agar menjadi tempat bersandar dan curhat anak dan istrinya. Tanpa saluran untuk curhat dan tidak ada seseorang untuk memahami perasaannya maka seperti halnya Bumi yang juga berjenis kelamin perempuan, walau pendiam namun gempa setiap saat bisa terjadi.
Beberapa waktu yang lalu ada kasus seorang ibu di Bandung yang membunuhi 4 orang anaknya yang masih kecil satu demi satu dengan bantal? Seorang psikolog yang menangani Ibu ini bercerita bahwa suami dari ibu ini bekerja di luar kota dan berbulan bulan baru bisa pulang.
Setiap pulang sang suami bukan menjadi pendengar yang baik atas tumpahan perasaan istrinya selama ditinggal, namun justru banyak mendoktrin agar istrinya begini dan begitu, parahnya menggunakan dalil ayat alQuran dan alHadits, yang membuat istrinya makin tertekan. Bukan berarti memberi dalil itu buruk, namun mendengarkan dengan penuh empati harus didahulukan baru menasehati dengan nasehat yang penuh hikmah dan dengan cara yang baik.
Ibu ini mengalami depresi berat dan kemudian halusinasi. Dalam bayangannya bahwa ada orang yang akan membunuh anak anaknya, maka ia menyelamatkan anak anaknya dengan cara membunuhi satu per satu.
Ibu yang membunuh 4 anaknya itu berjilbab panjang rapih seorang Muslimah, artinya ia bukan wanita sembarangan, pasti paham tentang keimanan. Namun, yang namanya manusia tetap membutuhkan interaksi dengan manusia, dalam hal ini suaminya untuk hadir membersamainya.
Akhirnya ibu ini tidak dihukum tetapi direhabilitasi beberapa bulan, ketika itu ia sedang hamil. Selesai direhabilitasi, ibu ini melahirkan bayinya, namun kejadian serupa berulang, ia hampir saja membunuh lagi bayinya. Depresi yang sudah berat memang sulit direhabilitsi.
Maka para ayah, tajamkan telinga dan haluskan lisan anda. Walau jarang di rumah, dengan berbagai alasan, suami hendaknya menjadi konsultan 24 jam bagi anak dan istrinya. Seorang konsultan memang sebaiknya tidak selalu ada dalam keseharian masalah dan bukan bagian dari masalah, agar bisa melihat jernih dan bijak. Begitulah para suami, seharusnya bisa memberi solusi yang jernih karena para istri sudah terlalu penat dengan keseharian sehingga kadang tak bisa melihat jernih masalah.
Para suami tidak boleh meninggalkan kewajiban mendidik sebagai kewajiban utamanya dibanding mencari nafkah. Tidak perlu bersembunyi di balik kata sibuk atau jarak yang jauh, hari gini, manfaatkan chatting dan video call setiap saat untuk berdiskusi membantu istri dalam menyelesaikan masalah masalah di rumah.
Di sisi lain, kita semua perlu menyadari bahw mendidik anak harus berjama'ah atau berkomunitas. Pepatah Afrika mengatakan "It takes a village to raise a child", atau kita butuh orang sekampung untuk membesarkan anak. Maknanya, kita juga harus peduli dengan masalah masalah keluarga lain dan membantunya dalam mendidik.
Bagi para Istri yang membutuhkan sosok ayah bagi anak anaknya, sementara tidak punya keluarga besar karena jauh atau merantau, dapat saling menghomestaykan anak anaknya selama beberapa hari pada keluarga shalih dengan sosok ayah dan sosok ibu yang utuh di komunitasnya. Menghomestaykan seperti itu merupakan sunnah Rasulullah SAW.
Jangan "selfish" dalam mendidik anak, "yang penting anak saya aman". Lalu kita simpan sendiri pengalaman mendidik yang baik. Ketahuilah bahwa andai kita tidak peduli mendidik anak tetangga, sama juga mempersiapkan musuh bagi anak kita di masa depan. Sebaliknya juga, peduli mendidik anak anak tetangga secara bersama sesungguhnya mempersiapkan teman teman yang baik bagi anak kita di masa depan.
Mari jangan pernah lalai dan jangan pernah meninggalkan pos mendidik anak anak kita. Mari berjama'ah. Mendidik anak dan keluarga adalah tugas peradaban untuk bersama sama melahirkan generasi peradaban dengan peran peradaban terbaik dengan semulia mulia adab.
Salam Pendidikan Peradaban
#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah
Dengarkan Curhat Para Istri,
(Harry Santoso)
Salah satu poin yang bisa diambil dari cerita diatas, adalah bagaimana rasa, perasaan, sakit dalam hati, atau depresi tidak bisa kita pendam sendiri. Bagaimana cara membaginya dengan orang lain? Tentunya harus orang yang tepat, misalnya disaat seorang istri depresi ia harus berkomunikasi dengan suaminya atau ketika seseorang depresi dan tidak bisa membagi rasanya dengan orang yang bisa dipercaya penderita bisa berkonsultasi dengan ahlinya seperti psikolog. Namun, sayangnya masyarakat masih menggap berkonsultasi pada dokter psikolog atau psikiater adalah hal yang memalukan, malu takut disangka gila, itulah salah satu anggapan salah lainnya tentang psikiater atau psikolog.
Kesehatan mental memang masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia yang perlu mendapatkan perhatian khusus, jika diabaikan dapat mengarah pada stres dan berujung pada depresi berkepanjangan. Di Indonesia sendiri angka penderita stres dan depresi menunjukan peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun.
Setelah mengantar anak ke sekolah, pagi itu saya pergi ke jakarta untuk menghadiri blogger gathering Mom Blogger Community dan Halodoc yang membuat pikiran saya saat itu berkata '
saya harus datang' kenapa? karena tema talkshow dari halodoc kali ini adalah tentang "
Kenali Kesehatan Mental Sejak Awal, Dapat Menekan Laju Depresi". saya merasa di beri kesempatan yang tepat untuk menyimak beberapa hal yang berkaitan dengan psikologi.
Menurut Dr. Eva Suryani, Sp, Kj, Kepala Divisi Edukasi dan Training Asosiasi Psikiatri Indonesia, Wilayah DKI Jakarta, hal tersebut dilatarbelakangi oleh tekanan hidup yang semakin rumit seperti tekanan sosial dan ekonomi, tekanan pekerjaan, tingkat kemacetan dan lain sebagainya. "Di lai sisi banyak penderita yang tidak menyadari akan gejala awal stres yang mereka alami dapat berpotensi memicu depresi yang berkelanjutan," ungkapnya lagi dalam kegiatan Media dan Blogger Gathering bersama Halodoc.
Eva yang juga merupakan psikiater di fitur Kontak Dokter Hallodoc menambahkan jumlah tenaga dan fasilitas kesehatan mental profesional di Indonesia masih tergolong minim. Berdasarkan standar yang di tetapkan oleh WHO idealnya perbandingan antara tenaga kesehatan dan pasien yakni 1:30 ribu orang atau sekitar 0,03 per 100.000 penduduk.
Berlatar belakang dari hal tersebut, Hallodoc yang merupakan aplikasi kesehatan terpadu berbasis online melalui salah satu fiturnya, yakni kontak dokter mencoba untuk membantu dengan menghadirkan dokter spesialis mental yang dapat di hubungi setiap saat oleh pengguna untuk berkonsultasi seputar permasalahan yang dihadapinya.
Saat ini jumlah dokter ahli mental atau psikiater dan psikolog yang tergabung dalam fitur Kontak Dokter di Hallodoc berjumlah 10 orang dan masih akan terus bertambah seiring dengan kebutuhan pengguna.
Semuadata pasien psikolog/psikiater di halodoc dijamin kerahasiaannya. Pengguna bisa melakukan chat online apabila malu untuk bertatap langsung, maupun video call jika ingin berbicara langsung.
Jadi, tidak usah malu untuk berkonsultasi dengan yang ahlinya, karena mengenali
kesehatan mental sejak awal dapat menekan laju depresi.
Semoga Bermanfaat!
_________________________________________________________________________________
Informasi lebih lanjut,
Website: www.halodoc.com
Instagram: @halodoc
#halodocmentalhealthy
#halodocxMBC