Friday, July 13, 2018

Saat Demam Berdarah Menyerang Anakku

penanganan dan pencegahan demam berdarah dangue

Sudah hampir 3 minggu lebih saya absen ngeblog. ini bukan karena saya malas, tetapi saya sedang mendapat ujian lagi. Pertama anakku sakit DBD (Demam Berdarah Dangue) dan diopname sejak Senin, 9 Juli. Boro-boro untuk nulis, saat itu tenaga, pikiran saya, sudah saya kerahkan semaksimal mungkin untuk anak tercinta. dari pengalaman itu saya pikir tidak ada salahnya saya share kepada pembaca, dengan harapan agar kita bisa mencegah dan menyelamatkan keluarga kita sebelum terlambat.

Penyakit DBD menjadi horor ditelinga saya saat saya masih tinggal disalah satu desa di Indramayu. Saat itu ada banyak anak-anak yang sakit DBD, mulai dari keponakan, kakak ipar, tetangga, bahkan pikiran saya sudah macam-macam mengingat anak saya masih batita dan tinggal di lingkungan (musim DBD) bahkan ada yang sampai meninggal dunia karena salah penanganan. parahnya RT setempat kurang aktif melakukan pencegahan seperti fogging maupun sosialisasi penyebaran.

Namun, tidak bisa dipungkiri pada akhirnya anakku (5thn) ngalamin juga. Bukan di sana tapi di rumahku, Bekasi. Itu artinya DBD bisa ada dimana saja meskipun lingkungan yang terlihat baik-baik saja.

Singkat cerita,
Hari itu demam pertama tidak seperti biasanya, suhunya lebih tinggi (39-40°c) dan ia semakin melemah, pucat, mata kemerahan dan berair. Saya pikir ini demam biasa, toh sepengetahuan saya demam itu bukan penyakit tapi alarm tubuh bahwa ada yang tidak beres. Sempat terpikir mungkin ada hubungannya dengan infeksi gusi karena giginya Akhdan sedang bermasalah. Tapi ternyata bukan itu penyebabnya.

Panas tinggi saat belum sadar gejala DBD (difoto saat demamnya turun, untuk diberitahukan kepada ayahnya)

Dua hari demam, saya cek ke klinik. Sebenarnya dua hari itu terlalu cepat, kalaupun harus di lab cek darah diagonsa penyakitnya masih samar. namun mamah memaksa saya harus cepat diperiksa karena khawatir kejang. Tepatnya malam minggu itu saya ke klinik, karena tidak ada gejala lainnya hanya demam, dokter hanya memberi parasetamol dan menyarankan kontrol kembali jika demam tidak turun sampai hari selasa. Namun, demamnya tak kunjung sembuh setelah diberi paraset atau naik-turun, meskipun turun anak dalam keadaan lemas sekali.

Senin pagi Akhdan minta dibelikan buah mangga, ia pingin dibuatkan jus mangga. Setelah pulang membeli buah, tiba-tiba akhdan muntah darah. Saya masih ingat warna darahnya bukan merah tapi coklat kemerahan dan gumpalan coklat tua (mirip kopi atau bubuk susu coklat warnanya) sebanyak 2 kali, dari situ saya mulai panik dan membawanya ke klinik lagi. Beruntung hari itu klinik sedang sepi dan tidak mengantri seperti biasanya.

Mungkin kalian bertanya kenapa saya bawa ke klinik gak ke UGD RS ?
Alasan yang pertama saya panik. Boro-boro inget rumah sakit karena saya dan keluarga sejak kecil belum pernah ngerasain rumah sakit. jadi saat itu Rumah Sakit masih asing dipikiran saya, kecuali yang berhubungan dengan kecelakaan. Kedua, ingat dokter yang menyarankan agar selasa besok untuk kontrol kembali. Seakan ingin mengatakan kepada dokter yang kemarin bahwa "dok, demam kemarin itu ternyata ada yang salah dengan anak saya!"

Setelah cek darah akhirnya hasilnya menunjukkan bahwa Akhdan terkena DBD. Kacaulah hati saya saat itu. Tak menunggu waktu lama dokter menyuruh saya cepat ke Rumah sakit terdekat sebelum terlambat.

Hari pertama masuk IGD

Gejala DBD 

Tanda-tanda DBD biasanya meliputi, demam, ruam, nyeri otot dan sendi. Jika tidak cepat ditangani akan mengalami pendarahan hebat dan syok yang dapat mengancam nyawa.
  • Area nyeri: bagian belakang mata, daerah perut, otot, punggung, sendi atau tulang.
  • Seluruh tubuh: demam, tidak nafsu makan, kelelahan dan panas dingin.
  • Gastrointestinal: mual dan muntah
  • Kulit: bintik merah, ruam
  • umum: mudah memar, pendarahan, sakit kepala atau sakit tenggorokan.
Ibu mana yang perasaannya tidak rapuh saat melihat anak terbaring lemah. Hari-hari di rumah sakit menjadi hari yang paling melelahkan tenaga dan pikiran. Bukan hanya harus tetap ada disisinya tapi saya harus menyaksikan anak menangis kesakitan, setiap kali suntik, diberi obat lewat infus. Jujur ini tidak mudah bagi saya menghadapi anak sakit ini sendirian.

Belum sampai disitu, kesabaran saya terus diuji lagi. Saya harus mendorong anak mau makan dan minum banyak dengan motivasi, bujuk rayu, yang tidak mudah bagi orang sakit. Jangankan anak kecil orang dewasa pun jika sakit rasanya berat sekali untuk makan dan minum banyak. Karena kata dokter yang paling penting saat DBD adalah minum yang banyak! atau meskipun sedikit tapi sering agar tidak dehidrasi.

Berbagai macam minuman seperti, air kelapa, pocari sweet, jus jambu, jus labu, susu, air mineral memang sudah lengkap masalahnya ada pada "anak tidak nafsu makan maupun minum hanya sedikit sekali". Namun sedikit demi sedikit Akhdan berani makan dan minum sedikit tapi sering karena saya selalu bilang agar cepat sembuh dan tidak disuntik lagi Akhdan harus banyak minum dan makan, tidak jarang saya belikan mainan merayunya agar mau makan dan minum.

Dalam waktu hampir lima hari di Rumah sakit, trombosit yang tadinya terus menurun berangsur naik sampai akhirnya hari Jumat Akhdan diperbolehkan pulang tanpa syarat kecuali Senin harus kontrol kembali. alhamdulillah masalah biaya ditanggung BPJS 100%.

Baca juga Pentingnya BPJS dan Cara daftar BPJS melalui JKN Mobile

Barakallahu, saya tiada henti bersyukur kepada Allah. ya, pengalaman pertama dirawat di Rumah sakit menjadi menakutkan bagi Akhdan, setelah setiap hari ia harus di suntik 2 kali untuk cek darah, belum lagi suntikan lewat infusan yang rasanya nyeri sekali setiap kali ia berteriak, menangis dan minta pulang. Sekarang setiap ia melihat suster rasanya sudah muak ingat dengan suntikan.

***
Bunda, seperti yang kita tau Demam berdarah tidak pandang bulu siapapun bisa saja terinfeksi virus ini, tapi yang lebih sering terjangkit adalah anak kecil karena sistem kekebalan tubuhnya rentan lemah. Sebagai orang tua yang bisa kita lakukan adalah melindungi anak dari diluar seperti melakukan kebersihan lingkungan atau 3M, memakai baju panjang, lotion nyamuk, kelambu, juga perlindungan dari dalam seperti memberinya makan-makanan bergizi seimbang agar daya tahan tubuhnya kuat sehingga tidak mudah terserang penyakit. 😊

"Mah, Akhdan trauma liat suntikan. Akhdan gak mau sakit lagi"

"Makanya kamu harus jaga kesehatan ya, makan teratur, banyak minum air putih dan jangan jajan sembarangan"


Semoga anak-anak kita sehat selalu dan dilindungi Allah SWT ya Moms, amiin 😊

8 comments:

  1. Alhamdulilah anaknya sudah sembuh ya, mbak. Memang sebagai ibu kita harus selalu waspada ya kalau anak sakit

    ReplyDelete
  2. Ya Allah mbak, nangis saya bacanya, saya emang emak lebay.
    Lebay gegara dulu anak sulung saya juga langganan dokter anak, 2 kali dia di opname di RS, pertama gegara muntaber, kedua gegara Types dan komplikasi sariawan yang over diagnosa kawasaki dan TB kelenjar hiks.

    Ya ampuunn, gak kehitung deh berapa liter air mata yang tumpah liat si sulung di ambil darahnya (lebay tapi nyata, lol)
    Alhamdulillah wasyukurillah, setelah saya memutuskan jadi IRT dan si sulung masuk SD, daya tahan tubuhnya jadi lebih baik, dan Alhamdulillah sudah jarang ke dokter.

    Kalau masalah nyamuk saya memang over lebay takutnya, maklum dari kecil mama saya juga lebay gegara kami sering kena malaria.
    Alhasil, saya parno banget ama nyamuk.
    Terlebih nyamuk di pagi hari.
    Saya bakal gak bisa tidur kalau belum mastikan di kamar sudah gak ada nyamuk, di pagi haripun saya paling berisik mengingatkan jangan sampai ada yang tergigit nyamuk.

    Kebersihan rumah juga harus dijaga, pakaian yang digantung selalu saya lipat, biarin deh bau yang penting gak ada nyamuk.

    Semoga anak-anak dan semuanya selalu sehat ya mbak, aamiin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wow mbak raey luar biasa aja perjuangannya. Aku malah yg banyak belajar nih dr emak senior. Btw pakean meskipun bau juga dilipet hehe. Emang dibdlm hadits riwayat juga ada sih mbak larangan menggantung pakaian

      Delete
  3. wah sakit itu memang bikin resah ya apalagi kalau sampai masuk rs

    ReplyDelete
  4. Aku juga kalo anak panas itu udh panik mba. Apalagi anak2ku pernah step kalo panas. Makanya panas dikiiit aja, lgs aku cekokin parasetamol. Ga kebayang kalo sampe muntah darah kayak anak mba. Paniknya pasti gimana itu :(. Anak2 skr ini walo sedang sehat aku ksh sari kurma selalu. Supaya sehat dan imunnya kuat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mom bener sari kurma madu juga bagus, itu trombosit naik Krn dia minum itu yang biasanya susah makan jadi mau kalo madu

      Delete
  5. Syukurlah akhirnya pulih sehat kembali ya. Anakku juga pernah kena DB *sudah pernah kutulis juga di blogku. Trombosit waktu itu sdh 28000 kalo nggak salah, untung saja perutnya nggak ada masalah, nggak mual, jadi makan juga gampang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah mbak ikut terharu juga saya jadinya. Pelajaran bgt ya mbak

      Delete