Saturday, January 14, 2017

Pentingnya Peran Ayah dalam mendidik Anak


Peran ayah sebagai pencari nafkah bukan berarti menumpahkan semua urusan anak kepada sang ibu. jika kita termasuk salah satunya tentu sebuah pemahaman yang salah yang harus diubah sebelum terlambat. sosok sang ayah dalam keluarga itu sangatlah penting. salah satunya menjalankan perannya sebagai "pembentukan karakter anak" dan ini sangat berpengaruh pada masa depan anak. terutama saat masa remaja, dimana sang anak sedang mencari jati dirinya.

Menjadi orangtua berarti kita harus belajar ilmu parenting yang benar. 

Zaman dahulu orangtua tidak mengerti parenting tapi ketika mengajari anak dilalakukan dengan penuh kasih sayang. bila nangis segera digendong, jika ngambek segera dihibur.
Tidak seperti saat ini anak nangis dikasih tontonan TV, supaya anteng diberi gadget. seharusnya di zaman kemajuan teknologi ini dimana berbagai informasi bisa di dapat dengan mudah termasuk ilmu pengasuhan yang benar.

Orang tua yang tidak mempunyai ilmu tentang parenting akan menghasilkan,
  1. Degradasi psikis, menghasilkan anak-anak yang lemah dari anak-anak yang lemah akan menjadi laki-laki yang lemah. dan kelak akan menjadi ayah yang lemah, selanjutnya  akan mencetak anak-anak yang tidak berkualitas. Hasil penelitian secara psikis terhadap anak jaman sekarang mengungkapkan bahwa psikologi anak jaman sekarang adalah setengah umur biologis nya. Anak kuliah berprilaku seperti anak SMP. anak SMP berbicara seperti anak TK “ciyus, miapah, dll”
  2. Fenomena cabe-cabean dan anak alay. Apa sih anak Alay itu?? Yaitu anak yang mati pola pikir/thinking shock, dengan ciri-ciri :
  • Tidak bisa memilih/membuat keputusan. “Kamu mau makan apa? Hmmm terserah deh… “
  • Diajak sholat hayuk, diajak maksiat hayuk… Pagi ke majlis ta’lim, malam dugem
  • Tidak bisa describe. “Yaaa gitu deh..”
  • Cendrung ikut-ikutan yang dianggapnya keren, tanpa mengerti mana yang baik atau tidak.

Banyak anak yang ber'ayah namun serasa yatim karena kurangnya ikatan antara ayah dengan anak. sehingga terjadi kerusakan psikologis yang diderita anak-anak karena kehilangan sosok ayah. Anak yang dekat dengan ayahnya cenderung menjadi pribadi yang percaya diri dan mudah beradaptasi dengan lingkungan luar. ketika seorang ayah bisa menjalankan perannya, maka anak akan menyimpulkan bahwa dunia luar aman baginya.

Stimulus pagi hari, hasil penelitian anak akan termotivasi menjadi sosok orang yang membangunkan dia di pagi hari… Anak yang dibangunkan oleh ayah akan lebih sukses daripada yang di bangunkan oleh ibu. Karena di mindset anak ayah adalah sosok penuh challenge sementara ibu lebih kepada urusan domestik dalam rumah.

Efek dari Father Hunger

  1. Kurang dapat beradaptasi dengan lingkungan luar. Sekolah nempel terus ke ibunya minta ditungguin.
  2. Minder.
  3. Gay/melenceng orientasi seksual. Hasil riset mangatakan bahwa 100% gay adalah karena kehilangan sosok ayah.
  4. Kesulitan dalam belajar.
  5. Perasa/susah mengambil keputusan. Hal ini karena kebanyakan diasuh ibu.
  6. Pada anak perempuan, akan susah membuat kriteria pasangan. Bagi anak perempuan yang dekat dengan ayahnya, dia akan dengan mudah menentukan kriteria pasangan hidupnya. Pasangan hidup seperti apa yang dia cari? Yang seperti ayah saya.. Karena seharusnya seorang ayah adalah first love bagi anak perempuan nya.
Kebutuhan dasar anak wanita:
  • dicintai
  • disayangi
  • dipuji
“Tahu kah kamu nak, tidak ada satu lakilaki di dunia ini yang mencintai kamu melebihi cinta ayah kepada kamu.”
“Nak, tidak akan ayah biarkan satu lakilaki pun menyakiti hatimu.”
“Buat ayah, kamu adalah princess ayah, putri ayah yang paling cantik.”

Anak-anak perempuan yang saat kecilnya tidak mendapatkan ketiga hal di atas akan haus kasih sayang, sehingga ketika beranjak dewasa sangat mudah dirayu oleh laki-laki karena dia mendapat apa yang tidak dia dapatkan seharus nya, laki-laki yang memuja dia. Akibatnya dengan mudah menyerahkan diri dan kehormatan nya. bagi wanita yang sudah menikah jika menghadapi masalah dalam rumah tangganya dia akan mudah give up, menuntut cerai dengan suami dan dengan mudah menyimpulkan bahwa semua laki-laki brengsek.

Saat ini banyak anak berayah namun yatim, karena fungsi ayah saat ini hanya 2 :
  • memberi nafkah
  • memberi ijin nikah
Ayah tidak tahu kapan anak laki-lakinya mimpi basah, subuh ketok pintu “Bangun, sholat ke masjid!” si anak tidak tahu bahwa dia mimpi basah dan harus mandi junub. Berangkat ke masjid tanpa mensucikan diri. padahal 58% anak Indonesia mengalami mimpi basah pertamanya saat kelas 5 SD (pubertas dini)! Sementara menurut Kementrian Diknas, pelajaran mandi junub baru diberikan saat kelas 2 SMP. Bayangkan selama berapa tahun si anak sholat ibadah nya tdk sah?

Baca Juga Anak tumbuh menjadi nakal? intropeksi cara mendidiknya!

Coba kita perhatikan anak-anak sekarang di sekitar kita:
  • 0-2 tahun pengasuhan full oleh ibu.
  • Usia pre school, 90% guru di sekolah-sekolah pre school adalah perempuan.
  • Usia TK, tenaga pendidik juga kebanyakan perempuan.
  • Usia SD, tenaga pendidik mayoritas ibu-ibu.
Padahal 0-7 tahun adalah golden age dalam pembentukan karakter harus imbang stimulan ibu dan ayah. bayangkan saat sosok Umar ibn khatab diceritakan oleh Ibu guru maka tidak bisa diceritakan secara heroik. Seharusnya sosok Umar itu gagah perkasa dan tegas, Sosok ibu-ibu kurang bisa mempresentasikan karakter Umar.

Al ummu madrasatul ula“, seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Maka seorang ayah harus bisa berperan sebagai kepala sekolahnya.


Apa fungsi seorang kepala sekolah?
  • Membuat tenaga pendidiknya nyaman. Nyamankan istri mu, bahagiakan istrimu. Itu adalah hal terbaik yang bisa anda berikan kepada anak-amalmu. Saat istri kita bahagia maka anak kita akan di besarkan dengan bunga-bunga yang indah. Namun sebaliknya saat istri kita tidak bahagia, tidak diperhatikan hidup dan kesejahteraannya, maka dia akan membuang emosi sampah kepada anak-anak kita.
  • Menentukan visi dan misi anak didiknya. Mau dijadikan apa anak anak didiknya. Ayahlah yang menentukan lantas mensosialisasikan kepada istri sebagai tenaga pendidik.
  • Evaluasi. Hal ini lagi-lagi bukan tugas istri, namun tugas kepala sekolah. Panggil tenaga pendidik, “Umi, kok abi lihat anak kita sudah umur 10 tahun belum bisa baca Al Fatihah coba gimana sekolahnya, umi ajarkan tidak?”. Meskipun pada dasarnya hal tersebut adalah tugas bersama antara ayah dan ibu.
      
agmiabella.blogspot.com

 Jadi para ayah, meski anda harus selalu keluar rumah utk mencari nafkah pastikan saat pulang ke rumah jiwa raga anda untuk anak-anak anda. Karena apa? Dalam Al Quran ada 17 dialog tentang anak, 14 di antaranya tentang ayah dengan anak. Luqman dan anak nya, Ibrahim dan Ismail, Ibrahim dan Ishak, Syuaib dan anaknya, dan seterusnya. Hanya 2 dialog dalam Al Quran yang berisi dialog ibu dan anak, suadara Musa dan Maryam dengan Isa.

Karena dalam islam, seorang anak akan ikut nasab ayahnya. Nasab adalah berarti pertanggungjawaban akan di minta dari seorang ayah. berhasil dan gagalnya seorang ayah yang akan dimintai pertanggungjawaban sesuai nasab nya.

"Ayo ayah, mari semakin peduli dengan anak-anak kita! Karena sosok ayah adalah tidak tergantikan."



Semoga Bermanfaat, Silahkan dishare!
______________________________________

Sumber Referensi
http://butikaini.com

15 comments:

  1. menyentuh, nice artikel!
    ada tambahan nih, kalo seorang anak tidak punya ayah / yatim. sebaiknya dekatkan sosok pengganti ayah bisa kakak laki2 , kakek, paman yang jadi panutannya dan tempat mencurahkan kasih sayangnya. nabi kita juga yatim tapi dia tidak lantas kehilangan sosok ayah karena kakeknya sangat menyayanginya sama seperti ayahnya.

    ReplyDelete
  2. ini menjadi ilmu bagi saya untuk bekal nanti saat menjadi ayah... semoga dapat mendidik dengan baik dan anak tidak kehilangan sosok seorang ayah

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga saja irwin menjadi ayah yang ideal ya... terus belajar! sebagai laki2 kepemimpinannya akan dipertanggung jawabkan kelak di akhirat...

      Delete
  3. subhanalllah , itu alasan mengapa allah sangat menyayangi anak2 yatim. thks ilmunya bermanfaat...

    ReplyDelete
  4. artikelnya bermanfaat....
    thks ilmunya bun

    ReplyDelete
  5. ilmu nya bagus sekali, bisa buat bekal nanti saat jadi ayah yang baik. makasih ilmunya bermanfaat sekali :D

    ReplyDelete
  6. Langsung kasih hape ke pak misua.. Responnya sok cool ikh tanpa komentar.. Hadeeh..
    Terimakasih mak sharingnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya 11 12 lah sama suami ku hehe. tenang saja ayah yg baik pasti peka qok hanya saja mereka malas membaca , jangan lengah untuk terus mengingatkan. usaha kan jangan dengan cara sok menasehati tapi ajak suami ikut terlibat melakukan kegiatan bersama sama ataupun dengan si kecil

      Delete
  7. bener kata mmimin, gak cuman cari nafkah
    tapi juga ng didik anak sekaligus imam kluarga
    salut buat mimin

    ReplyDelete
  8. Banyak yang seperti itu memang, bahkan di lingkunganku sendiri. Rajin sholat, tapi juga rajin mabok. Mungkin di masa kecilnya kurang digembleng dengan baik oleh ayahnya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. menurut cerita yang saya dengar dari seorang laki2 seperti itu. diya berpikir " biarlah saya suka mabok yang penting rajin solat" ini mindset yang salah besar. mabok sekali aja amal solat kita ga diterima 40 hari. secara tidak sadar si laki2 ini masuk dalam golongan munafik. nauxubillahmin zalik itu lah betapa pentingnya pemahaman ilmu tauhid jangan sekedar agamanya aja islam

      Delete
  9. bermanfaat sekali artikelnya, izin share buat pencerahan. karena emang banyak sekali para ayah yg tidak sadar akan hal ini.
    berayah tapi seperti yatim......

    ReplyDelete
  10. Keren bun tulisannya. Emang bener bangetttt

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih :) dan yg paling penting harus di peraktekin ya bun

      Delete