Saturday, December 31, 2016

Sewa Rumah atau Ikut Mertua?


Perjalanan kehidupan itu tidak selalu lancar setelah menikah, salah satunya dalam memilih tempat tinggal dan tidak semua pasangan suami istri memiliki rumah sendiri. ada yang sewa rumah atau mengontrak, ada juga yang ikut orangtua.

Kalo Boleh Memilih, Pilih Ngontrak atau Ikut Mertua?
Sebenarnya ngontrak itu bukan pilihan ya temans, siapa sih yang tidak pingin memiliki rumah sendiri?? semua pasangan pasti ingin memiliki rumah sendiri.

Kecuali, dalam situasi tertentu seperti lokasi tempat kerja suami yang jauh, mungkin pilihannya mengontrak. atau orangtua hidup seorang diri dan tinggal kita anak bontot satu-satunya lebih baik kita tetap tinggal dengan orangtua atau mertua.

Tapi bagaimana jika ikut mertua hanya bikin kusut kepala?
Mungkin citra mertua sudah tidak bagus di mata menantu, he he. yups, tidak sedikit menantu yang berurusan dengan mertua atau bahasa simple nya "cekcok". Sebenarnya itu adalah hal yang wajar loh, karena memang tidak ada manusia yang sempurana.

tapi, jangan sampai berlarut-larut ya, apalagi sampai memutuskan tali silahturahmi, ga mau kan dapat dosa besar? meskipun menurut kita, kita itu benar. Jangan pernah lakulan itu!

Bagaimanapun juga mertua itu adalah orangtua dari pasangan hidup kita, mereka yang melahirkan dan mendidik anak-anaknya sampai bisa menjadi pilihan hati kita. tapi jika situasi nya hanya memperparah keadaan, saran saya lebih baik pisah atap dengan cara baik-baik.

Pengalaman pribadi
Setelah menikah, sudah hampir 4 tahun saya ikut mertua atau bolak balik ke rumah orangtua. memang benar yang banyak di katakan semua orang, mertua itu "bawel, ikut campur, dan bla bla sebagainya" lantas bagaimana saya menghadapinya? jangan bayangkan saya orang yang bijaksana karena menulis artikel ini, saya juga sama sedang banyak belajar tentang lika-liku kehidupan, makannya saya ingin berbagi pengalaman kepada kalian.
okey, next.....
saya juga pernah selisih paham, menangis di kamar, marah, dan stres. selama itu bertahan saya banyak menikmati itu semua dengan efek makan ati, hehe.

Apakah saya dendam?
Enggaklah, bagaimanapun juga ia adalah orangtua suami saya, anaknya adalah ayah dari anak-anak saya, orang yang menafkahkan saya, ia melahirkan anak yang bertanggung jawab atas dosa saya dan anak perempuan saya kelak. saya mengobati situasi ini dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, banyak berpikir positive karena sejatinya tidak ada orangtua yang tidak sayang dengan anaknya, dan ini caranya menujukan kasih sayangnya dengan perhatian yang kita sebut "bawel" dengan nasehat dan didikan yang kita sebut "ikut campur". yups semua tergantung cara kita menghadapi nya, ada menantu yang pinter ambil hati mertua, ada juga menantu yang keras kepala atau menantu yang pengertian.

Alhamdulilah sekarang saya dan suami sudah pindah dari rumah orangtuanya, letaknya juga tidak jauh dari rumah mertua alias masih satu kecamatan. karena memang disana anak-anaknya cukup banyak dan tidak muat kamar, hehe. alhamdulilah lebih tentram euy, meskipun masih mengontak.

intinya,
  • Jika ingin pisah tempat tinggal, mintalah restu orangtua atau mertua. jangan sampai pilihan kita pisah dari orangtua/mertua itu karena percekcokan, mintalah restu mereka in sha allah rumah tangga sakinah, mawaddah, warohmah.

  • Jangan lupa tetap silahturahmi, jangan mentang2 kita sudah pisah dari mertua, "horee bebas" ga nongol-nongol lagi deh semenjak itu. jangan ya, bagaimanapun kita masih membutuhkan mereka dan menjaga ikatan silahturahmi itu sangat penting. seperti saya bilang tadi jika ingin pisah mintalah restu, baik-baik bukan karena percekcokan yang menyebabkan renggangnya silahturahmi.

  • Belajar mandiri jangan selalu mengandalkan orangtua, kalo sudah berumah tangga memang kita harus mandiri, semua kebutuhan pokok kita tanggung sendiri. kalo bisa tanggungan orangtua juga yang rumahnya kita tumpangi, jangan mentang2 kita numpang kebutuhan pokok masih orangtua yang biayain, malu dong.

Baiklah sekian dulu artikelnya, karena mepet dengan jam masak emak-emak. yang baca semoga dapet rumah sendiri, yang masih numpang sabar aja saya doain semoga cepet kebeli rumah, aamin.

Bagaimana pilihan kamu?

1 comment:

  1. Kalau saya tergantung sih.
    Yang pasti, sesulit apapun ekonomi keluarga saya, mandiri dan pisah dari ortu / mertua itu prioritas utama jika emang ortu / mertua gak butuh kita :)

    ReplyDelete