Thursday, December 8, 2016

Pengalamanku Ketika Melahirkan Anak Pertama

Sudah lima tahun lamanya saya melahirkan si sulung. jika diingat-ingat saya masih ingat betul rasanya proses melahirkan itu seperti apa. baiklah saya akan tuang pengalaman ini di sini, mengenang rasanya pertama kali menjadi seorang ibu. 

1 Bulan Sebelum Melahirkan
Seperti biasanya saya olahraga jalan kaki di sekitar rumah (waktu  itu saya masih ikut mertua) tiba-tiba perut bagian bawah saya dan tulang selangkangan sakit sekali seperti rahim turun drastis, rasanya berat tiba-tiba. apa mungkin karena saya berjalan terlalu cepat. saya istirahat sejenak dan tidak bisa berdiri saya jongkok beberapa saat, lalu jalan lagi. waktu itu saya takut sekali melahirkan, takut kelahiran anak saya prematur.

kaki terpelintir setiap mau meluruskan badan setelah bangun tidur, sakitnya luar biasa sampai tidak bisa digerakan sama sekali, jeda beberapa menit mulai lancar digerakin. ini terjadi setiap 2 hari sekali pas hamil tua, ga tau kenapa.

Saya melakukan pemeriksaan USG tahap terakhir diantar dengan mamah saya, di klinik. Dokter bilang calon anak saya laki-laki dan perkiraan kelahiran tanggal 01 Januari 2013 dengan keadaan sehat, biaya USG saat itu 100rb. seneng banget dengernya, pulang dari bidan saya dan mamah langsung shopping perlengkapan bayi yang di dominasi warna biru karena anak saya nanti adalah laki-laki, untuk nama saya sudah mempersiapkannya namanya "Muhammad Al-faath".

Sambil menunggu HPL saya berusaha mencoba kegiatan positive selama kehamilan. seperti banyak membaca informasi tentang pertumbuhan janin minggu ke minggu. beruntungnya kaki saya tidak bengkak selama hamil, selalau melakukan senam hamil, olahraga jalan kaki setiap pagi, sampai stimulasi payudara. alhamdulilah banyaknya suporrt dari keluarga bahwa persalinan saya bisa normal.

1 Minggu Sebelum Melahirkan
Keluarnya cairan bening dari miss v, lumayan banyak tapi tidak dsertai kontraksi. karena panik mamah menyuruh saya periksa ke bidan. ketika dicek "belum ada pembukaan" ini berarti masih normal. saya mulai bingung karena minggu ini adalah perkiraan kelahiran anak saya. menurut informasi yang saya baca kehamilan lewat 42 minggu tidak bagus, sedangkan minggu ini sudah 41 minggu lebih 1 minggu dari HPL dan saya mulai takut jika harus diinduksi. saya mulai rajin stimulasi payudara memancing kontraksi.


Tepat 42 Minggu

1 Hari Sebelum Melahirkan
Pagi itu cairan kental bening keluar lagi, disertai sedikit bercak darah. saya pikir ini hal biasa sama seperti seminggu yang lalu. malam itu pukul 21.00 sambil menunggu suami pulang kerja, saya membaringakan badan saya merasa capek sekali dan ingin cepat tidur, selang beberapa menit saya terbangun karena perut saya sakit, padahal saat itu sedang pulesnya. saya belum terpikir ini tanda kontraksi karena kata orang mulesnya itu seperti orang pengen 'BAB'. tapi yang saya rasakan sakit seperti mensturasi.

Sekitar Pukul 12 malam lagi-lagi saya di bangunin oleh si sakit perut. saya coba BAB tapi ini bukan mules BAB, akhirnya saya gelisah. jam 01 malam saya benar2 merasakan lelah dan ngantuk yang amat sangat tapi si sakit terus mengganggu saya sampai akhirnya "duuugggk" di dalam perut saya seperti ada yang menendang/meledak yang sakitnya luar biasa. saya mulai membangunkan suami disitu belum engeh-engeh kalo itu kontraksi.

Jam 02 Pagi
Saya mulai melihat ke arah jam, menghitung jeda kontraksi saya dan yupss kontraksi saya teratur, pertama 1jam berselang ke menit, sampai setiap 45 detik sakit dengan jeda 10 menit.
"apakah ini tandanya saya ingin melahirkan, tapi saya tidak mulas seperti BAB?"
saya masih keliru dengan pernyataan "melahirkan itu mulasnya seperti BAB" harusnya gini " melahirkan itu kontraksinya seperti haid, tapi pas berojolin bayi mulesnya kaya BAB" hehehe.

Lalu saya di antar mamah ke Bidan [suami lagi tidur, tepok jidat maklum mungkin capek pulang kerja] gedor2 pintu, bangunin perawat. ternyata benar pas diperiksa jam 02 pagi itu sudah pembukaan 2. saya dan mamah pulang lagi, rencananya besok pagi balik lagi, mata saya mulai ngantuk luar biasa tapi baru merem sebentar, kontraksi itu datang lagi. sampai untuk jalan pun susah, padahal baru pembukaan 2.

Jam 06 Pagi
Semua sudah saya persiapkan mulai dari membawa pakaian bayi, pembalut, sarapan, sedia air mineral dengan tampilan saya saat itu belom mandi, belum tidur, dan pucet sekali. udah ga mikirin penampilan lagi deh! [padahal beberapa hari sebelumnya sudah persiapan bawa ponds, haha].

Sampai disana bu haji atau bidan senior yang juga cs mamah saya, harus bertugas ke puskesmas jadi sementara saya di tangani asisten bidan, disitu saya merasa sedih karena kami percaya bu bidan ini orangnya sabar gesit dan pro normal, hehe.

Proses dimulai
Jam 08 Pagi. banyak darah mulai keluar dari V,  saya sudah tidak kuat berdiri lg padahal baru pembukaan 4. akhirnya saya berbaring di tempat tidur. sebelumnya harus pipis dan BAB dulu di toilet yang sudah di sediakan. karena tiap menit minum pokari terus, jadi pingin kencing trus.

Saya udah ga mau tau sedang pembukaan berapa atau apa saja benda yang di masukin ke dalam V saya. saking sakitnya saat kontraksi saya tidak memperdulikan itu yang penting anak saya cepat keluar.

Meskipun sakit saya sangat antusias menanti buah hati, menikmati rasa sakitnya karena hanya tinggal beberapa jam lagi saya bisa melihat anak saya sendiri. staf bidan membantu menyiapkan pakaian bayi, suami selalu mencium kening saya, mengenggam tangan, mamah setia mendampingi saya sambil mengingatkan zikir dan doa-doa yang dipanjatkan.

Masalah Muncul
Sudah hampir dzuhur tapi bayi saya belum kunjung keluar, karena hanya kontraksi tidak ada rasa mulas. assistan bidan mulai panik. semua penyelamatan dikerah kan mulai dari oksigen, infusan. para bidan PKL yang lalu lalang karena infusan selalu lepas & oksigen tidak terpasang benar, parahnya denyut jantung baby mulai lemah. padahal sudah setengah di jalan lahir, tapi saat itu saya masih optimis dan berusaha mengeluarkan anak saya.

Tetapi assisten bidan bilang bahwa anak saya jantungnya melemah karena terlalu lama di jalan lahir, ini tidak baik harus segera di bawa ke RS untuk di vacum. saya langsung menangis, bukan karena sakit tapi mendengar "jantung baby terdengar lemah" membayangkan berapa lama perjalanan untuk ke RS, itu pasti sekitar 1 jam "apakah anakku akan bertahan?" keadaan mulai panik.

Jam 13.00 wib, Senin 07 Januari 2013
Akhirnya yang ditunggu-tunggu keluar juga. terdengar suara telpon dari bidan senior untuk segera pulang menanganiku, aku masih ingat suaranya yang langsung membuat hatiku tenang "tidak usah di bawa ke RS".

Bu Bidan membantu persalinanku, mengganti infusan dan oksigen yang berantakan, mengajari aku mengejan sambil mendorong perut dan akhirnya berhasil. saya mendengar tangisan bayi, alhamdulilah.

lalu berlangsung ke proses pengambilan ari-ari disusul penjahitan. ayahnya membisikan adzan dan memberinya nama Akhdan Alfath Baihaqi. hari perjuangan itu kini telah terbayar dengan apa yang ku dapatkan sekarang, seorang bayi yang sehat, cerdas dan selamat.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

TRIMAKASIH ya ALLAH, telah menyelamatkan anak ku dan masih memberikan saya umur panjang
merasakan kesempatan  berjihad melalui proses ini.
TRIMAKASIH kepada MAMAH & BAPAK,
TRIMAKASIH untuk Suamiku
TRIMAKASIH kepada segenap staf Bidan
TRIMAKASIH untuk MERTUA ku dan KAKAK IPAR yang menjenguk
TRIMAKSIH untuk sahabat, saudara, tetangga yang udah mau nyediain waktu dan hadiahnya untuk saya dan anak saya.

Inilah yang dulu ibu kalian rasakan, ketika melahirkan kita dan sekarang kita merasakannya. perbanyak istigfar, silahturahmi, mintalah doa kepada orangtua dan mertua, tetangga atau sahabat agar persalinan kita lancar.


Ada beberapa Tips yang sudah saya rangkum untuk bunda yang sedang mempersiapkan kelahiran anak pertamanya, 
  1. Perbanyak informasi tentang persalinan, termasuk mempersiapkan biayanya, tempat persalinan dan alternatif rumah sakit jika terjadi apa-apa, kendaraan mobil
  2. Ikuti kelas ibu hamil dan melakukan senam hamil rutin
  3. Kalau bisa cari bu Bidan yang sudah senior karena lebih berpengalaman (hanya saran) 
  4. Ikuti setiap intruksi dari Bidan
  5. Paling penting seringlah menarik nafas panjang, minum air putih dan dzikir
  6. Tetap tenang menahan sakit, karena kalau teriak/menangis justru tambah sakit 
  7. Belajar latihan mengejan sesuai intruksi bidan
Perlu di ingat setiap individu berbeda-beda dalam mengalami proses persalinan. cerita ini hanya sekedar sharing. 


Mam bisa mampir ke vlog diary kehamilan kedua ku di AGMIA DAILY jangan lupa subscribe ya 😊


Semoga Bermanfaat! 

5 comments:

  1. waaw, ga beda jauh sama pengalaman ku du;u

    ReplyDelete
  2. disini bidan hanya mendampingi dokter, rata2 melahirkan di klinik bersalin langsung ditangani dokter kandungan dr awal kontrol, bidan urusannya di puskesmas setelah bayi lahir untuk imunisasi,kb dsb, alhamdulilah bs lahiran normal ya mbak,cita2 saya ga kesampean krn ada kasus ,skrg bersyukur saja anak2 sehat semua, saya percaya tiap anak memilih jalan lahirnya sendiri, maksa2 normal tetep ga bs soalnya hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener mbak yang penting anak sehat dan selamat

      Delete
  3. Ya Allah, itu jadi berapa jam melahirkan aja? Kayaknya lama bngt, aku dulu sampe 18 jam loh mba, ya ampun perjuangan bngt pokoknya T_T

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya emang lama kayaknya kalo anak pertama malah sampel seharian untung bisanya sabar

      Delete