Monday, December 19, 2016

Bersama, kita hentikan Kekerasan pada Anak dan Perempuan


Beberapa tahun yang lalu tepatnya tahun 2014 saya menaiki bus dari Bekasi menuju Indramayu berdua dengan anak saya yang masih balita. waktu itu keadaan penumpang cukup sepi, mungkin hanya 5 baris dari depan yang terisi penuh. selebihnya di belakang kosong melompong. saya duduk di paling belakang barisan ke 5. pada barisan tempat duduk yang sejajar dengan saya ada laki-laki dan perempuan, sepertinya mereka pasangan entah pasturi atau pacar, dari wajahnya mereka masih sangat muda sekitar 20 tahunan.

Tidak lama duduk menikmati perjalanan, terdengar suara gaduh yang menarik perhatian saya sepertinya pasangan itu sedang bertengkar. laki-laki itu berbicara dengan kata-kata kasar, membentak, dan memaki si perempuannya. saya mulai khawatir terjadi sesuatu, dan semakin khawatir karena pasangan itu pindah ke tempat duduk paling belakang.

Suara gaduh itu tidak berhenti sampai disitu, disusul dengan suara benda jatuh. ya allah saya mulai ketakutan. anehnya orang seisi bus tidak ada yang peka, sampai akhirnya tas dan botol minum si wanita terlempar sampai ke bawah kaki saya, saya berusaha mengembalikan minuman tersebut, saya perhatikan wanita itu tersenyum dengan terpaksa menahan malu.

Semakin tidak tahan akhirnya saya mengambil sikap, dengan berani saya mencoba meminta bantuan kepada penumpang yang duduk di depan saya. seorang laki-laki antara usia 30 atau 40an.

" Pak, tolongin itu ada yang sedang bertengkar di belakang, tolong pak"

Saya tidak menyangka bahwa sikap yang sudah saya anggap benar malah tidak mendapat dukungan dari penumpang yang lain. membuat saya patah naluri untuk memihak si perempuan itu.

"Biarkan saja bu, itu urusan mereka."

saya kaget sekali mendengar respon itu. semua penumpang di bus tahu, mereka mendengar tapi mereka semua mengabaikannya dengan alasan "masalah pribadi". yang saya sesalkan sejak tidak ada penumpang yang sepemikiran dengan saya, nyali saya menjadi ciut untuk menegur pasangan itu terutama rasa ingin melabrak laki-laki kasar itu. Jika mengingat kejadian itu sampai sekarang pun saya masih menyesal. karena diam menutup mata dan kuping. mungkin beda lagi ceritanya jika terjadi sesuatu yang parah pada si perempuan itu penumpang baru akan geger.

Cerita di atas merupakan salah satu kekerasan terhadap perempuan di tempat umum. mungkin kalian juga pernah mendengar atau melihat kejadian seperti di atas. tapi bingung harus melakukan apa karena tidak sedikit orang yang berpendapat "bukan urusan saya" atau "masalah pribadi orang itu" jika melihat kekerasan verbal maupun non verbal ada di lingkungan kita. jika sudah terlanjur menjadi 'parah' baru kita berbondong-bondong mengucapkan keprihatinan. rasanya pingin ngomong "woy kemana aja lo!"

***
Oleh karena itu, sebagai rasa bersalah saya atas sikap di dalam cerita tersebut, saya ingin menulis edukasi dalam mencegah kekerasan yang ada di sekitar kita termasuk mengajak pembaca untuk saling mengingatkan. Tindak kejahatan pada perempuan & anak-anak dapat berupa, KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), penganiyayaan, pelecehan seksual, penculikan, pembunuhan dan perdagangan. 
kondisi ekonomi yang mengakibatkan pertengkaran dalam keluarga,

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/unikdl/stop-kekerasan-terhadap-perempuan-dan-anak_584d18b86c7e61596611c847KDRT (Kekerasan dalam Rumah TanggPerdagangan orangPenganiyayan

Cara-cara tersebut diantaranya: Menggunakan ancaman atau paksaan dan bentuk-bentuk lain seperti bujuk rayu, penipuan, penculikan, penganiyayaan hingga pembunuhan.


Siapakah yang Rentan Menjadi Korban Kekerasan ?
  • Keluarga yang hidup di bawah tekanan ekonomi
  • Seorang anak  yang orangtuanya kecanduan minuman keras atau narkotika
  • Seseorang yang dari rantau dan hidup miskin di kota 
  •  Anak  yang mendapat pendidikan sangat terbatas atau tidak sama sekali
  • Mereka yang hidup di jalanan
  • Anak yang menjadi korban perceraian orangtuanya (broken home)
  • Anak yang menjadi korban kekerasaan seksual/perkosaan
  • Anak yang putus sekolah dan ingin bekerja 
  •  Anak yang di buang dan tidak memiliki keluarga dengan tidak memiliki dokumen/akta kelahiran
  • Mereka yang ditinggal atau tanpa kehadiran orangtua

Peran Masyarakat di dalam Pencegahan dan Penaganan Kasus Kekerasan terhadap perempuan dan Anak
  • Masyarakat dapat mengambil tindakan pencegahan melalui penyebaran informasi / bimbingan pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak
  • Masyarakat dapat membentuk Yayasan, Lembaga, atau Organisasi  lainnya, seperti adanya seminar/kampanye untuk membantu pencegahan kekerasan dan informasi tentang pemberdayaan prempuan
  • Melaporkan kasus-kasus kekerasan atau eksploitasi anak kepada pihak aparat penegak hukum
  • Membantu proses rehabilitasi korban kekerasan fisik/seksual dengan memperlakukan mereka seperti anak lainnya, tidak menghukum, mengucilkan atau menjauhi korban
  • Masyarakat harus  peduli, cepat, tanggap dan cerdas dengan masalah di sekitar bila adanya tetangga / masyarakat yang mengalami atau melakukan tindakan kekerasan

Peran Keluarga di dalam Pencegahan Kekerasan 
  •  Mulailah dari keluarga sendiri untuk mencegah menjadi pelaku atau korban dengan menjaga komunikasi yang baik, pemahaman ilmu agama, pendidikan moral
    mulailah dari keluarga sendiri untuk mencegah menjadi korban dengan menjaga komunikasi yang baik, saling membantu/sharing, pemahaman ilmu agama yang baik, pendidikan moral

    Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bellaagmia/mari-kita-selamatkan-generasi-bangsa-stop-kekerasan-pada-perempuan-dan-anak_5856f823e422bde9184422e3
  • Jangan takut untuk bicara! Jika terjadi pada diri sendiri jangan takut untuk bicara/ mengadu agar korban tidak semakin meluas atau memperparah keadaan
  • Mencegah teman disekitar menjadi korban kekerasan dengan aksi cepat tanggap dan peduli
  • Melakukan kampanye bahaya kekerasan di lingkungan  
  • Menjadi konselor sebaya
  • Mengenali kasus perdagangan anak yang terjadi dan melaporkan kasus tersebut kepada pihak terkait (guru, orang tua,kepala RT/RW dan bahkan sampai kepada kepolisian)

Kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak sering berupa : Pemerkosaan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) Perdagangan perempuan atau anak Pelecehan seksual Penculikan Penganiayaan Perampokan Pembunuhan dan lain-lain

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/unikdl/stop-kekerasan-terhadap-perempuan-dan-anak_584d18b86c7e61596611c847
Peran Negara Didalam Pencegahan dan Penanganan Kasus Kekerasan terhadap perempuan dan Anak
    •  Negara harus mengambil semua langkah legislatif, administratif dan lainnya untuk melindungi dan membantu para korban.
    • Negara harus mengambil hukuman tegas / berat. terutama pada kekerasan seksual /fisik agar pelaku jera
    • Negara harus mengambil tindakan positif untuk memerangi kekerasan pada anak, melindungi dan membantu anak atau perempuan yang mengalami kekerasan fisik/seksual.
    “Marilah kita bersama menjaga perempuan serta anak yang ada di sekitar kita, anak merupakan generasi penerus bangsa dan menyelamatkan satu perempuan sama dengan menyelamatkan satu bangsa."

    Three Ends KPPPA
    Dalam hal ini pemerintah melalui Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) menyerukan gerakan mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, perdagangan orang serta mengakhiri ketidakadilan akses ekonomi bagi perempuan dengan program Three Ends.

    Three Ends tersebut adalah End Violence Against Women and Children (akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak), End Human Trafficking (akhiri perdagangan manusia) dan End Barriers To Economic Justice (akhiri kesenjangan ekonomi).

    Seandainya semua orang memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, semua lapisan masyarakat ikut mendukung dan memperkuat kesetaraan gender serta pemberdayaan ekonomi perempuan, ini bisa menjadi pencegahan terjadinya kekerasan baik dalam rumah tangga maupun terhadap perempuan dan anak, serta mencegah terjadinya kasus perdagangan orang.

    Kontak pengaduan
    Indonesia ACT
    Jalan Kalibata Utara I No. 32, Jakarta Selatan 12740
    Telpon      : +62 217997036
    Email        : indonesia.act@gmail.com
    Fb: www.facebook.com/indonesiaACT/
    Website.  : www.indoact.org

    Ayo, kita cegah dan hentikan!
    Dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar kita.







    Apa yang sebenarnya terjadi sehingga kekerasan terhadap perempuan dan anak makin meningkat? Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menyerukan gerakan mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, perdagangan orang serta mengakhiri ketidakadilan akses ekonomi bagi perempuan yang disebut dengan program Three Ends. Program Three Ends mengajak seluruh unsur, baik dari keluarga, pemerintah, akademisi, praktisi, dan bahkan media termasuk blogger untuk tidak melakukan pembiaran atau bahkan ikut melakukan kekerasan secara terselubung

    Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/kompasiana/blog-competition-bersama-mengakhiri-kekerasan-terhadap-perempuan-dan-anak_58466b7ebc937323048b45

    3 comments:

    1. tapi memang kebanyakan masyarakat tidak peka.

      ReplyDelete
    2. Wowww.. Spechless...!!

      Kalau menurut saya, anak perempuan wajib diberi bekal ilmu bela diri kayaknya ya.
      Minimal kalau dikasarin gitu, balas tonjok hahaha..
      Seriussss... Saya yang baca aja kesal minta ampun.
      Cobaaa aja saya ada di posisi cewek itu, udah saya kasih jurus ala wanita lebay.
      Saya tonjok, trus kalau dibalas saya nangis gulung2 hahahaha *upsss...
      Kesal banget deh, orang2 juga pada ga peka..
      Gak mikir, gimana kalau seandainya ibu, adik atau anak perempuan mereka di gitukan hhhj

      ReplyDelete