Tuesday, June 25, 2019

Pengobatan TBC: Kontrol rutin berjadwal


Hari itu belum sampai sebulan pengobatan TB saya memutuskan untuk keluar rumah mau beli baju lebaran yakni belum sampai 2 minggu lebih. Sebenarnya gak boleh permisah, jangan ditiru ya hihi.

Okeh kondisi badan tidak selemah saat sebelum pengobatan. Saya merasa sehat kembali. Makan saya banyak terutama nafsu dengan makanan daging dan jajan tentunya.

Dalam waktu satu minggu saya mulai mampu pergi-pergi menggunakan motor, saya pergi menggunakan transportasi umum ke luar kota tetangga, meskipun kerap kali terasa lelah tidur sebentar kembali pulih. Hanya terasa kaki yang kencang saya pikir efek kelelahan. Namun saat jalan-jalan ke bandung pasca lebaran rasa sakit di sekitar betis sangat kerasa dan menjalar ke kandung kemih. Diperjalanan saya tidak bisa BAB dan perut bagian bawah sakit sekali. Mungkin ini efek kelamaan duduk di mobil atau lelah. Namun akhirnya normal kembali setelah pulang ke rumah. Rasanya seperti urat tertarik, kaku dan berat.

Nyeri pada lutut, betis semakin mengganggu terutama waktu solat. Kemudian menjalar pada telapak kaki lalu jari2 tangan.

Kontrol kedua pun tiba,
Saya dijadwalkan kontrol lagi terhitung dua minggu lebih dari hari terakhir keluar rawat inap.

Dokter bilang saya asam urat efek dari obat. Dalam sebulan pertama pengobatan TBC efek samping obat mulai dari asam urat, rambut rontok berlebih, telat haid. (Mungkin setiap individu bisa berbeda-beda) berita bagusnya berat badan saya naik 5 kg dari 36 sekarang 41kg. Dokter mentargetkan BB saya harus sampai 55kg supaya bisa ganti obat kuning, next step. Buat saya agak sulit menaikan BB dalam sebulan ini, 14kg karena memang dari dulu stabil di -48.

Di kontrol kedua dokter hanya memberti obat TB tahap pertama yang berwarna merah itu (saya lupa namanyanya anda bisa search di google yaa)

Dokter menjadwalkan kontor lagi minggu depan unyuk cek darah dan asam urat. Dengan jarak 1 minggu lumayan menguras tenagga menginggat bolak balik berobat dan ngantri itu melelahkan dan boros jajan, haha.

Baca juga, Rasanya Punya Penyakit TBC atau TB Paru

Efek samping obat TBC berwarna merah


  • Asam urat (nyeri seperti otot kaku atau tertarik, bagian betis, lutut, telapak kaki dan tangan/jari, kadang leher samping) dan ini terasa saat seminggu pengobatan efek samping mungkin bisa berbeda-beda pada setiap individu.
  • Rambut rontok
  • Mual (tapi gak sampe muntah)
  • Telat haid bisa juga enggak haid

Jika terjadi efek samping diatas biasanya dokter akan memberi obat peredanya pada kontrol di minggu berikutnya.

Meski sudah jalan beberapa minggu kadang kala saat merasa sudah fit sakit dada yang nyeri itu kambuh. Tidak ada riwayat sakit asma atau sesak nafas. Tapi kalo sudah merasakannya, ambil nafas pun nyeri jadi saya lebih bisa bernafas pendek. Jika kalian merasakan diposisi nyeri dada mungkin kamu akan berpikir bagaimana jika ini akhir hidup saya? Lalu kemudian besoknya sembuh lagi, alhamdulillah hehe. Karena banyak orang meninggal karena TBC Paru. Ada 3 orang yang saya kenal meninggal karena TBC tapi ternyata setelah saya cari tahu orang yang meninggal karena TBC itu pertama,

1. Terlambat penanganan
Sakit TBC itu kalo tidak cepat terdeteksi, lambat penanganan seperti tempat tinggal jauh dari faskes, tidak ada biaya atau penanganan yang salah misal dibawa ke dukun/orang pintar bisa menyebabkan kematian. Biasanya ini sering terjadi dikampung atau orang yang minim edukasi tentang TBC.

Jadi ges ini pelajaran banget jika sudah ada tanda tidak wajar dari sakit kamu segera periksa ya! Jangan harus nunggu komplit gejalanya karena TBC yang identik dengan batuk berdarah juga belum tentu keluar darahnya hehe...

2. Putusnya pengobatan alias pasien Menghentikan obatnya meskipun sudah merasa sembuh. 
Nah ini ribet lagi, karena katanya bakteri M nya ini belum benar-benar mati hanya pingsan. Jika obat terhenti bakteri akan bangun kembali dan kebal terhadap antibiotik sehingga lebih sulit diobati. Adapun tahapnya itu biayanya dan obatnya lebih mahal juga rumah sakit yang tertentu yang hanya ada di Jakarta.

Kedengarannya lelah ya harus minum obat tanpa putus selama 6 bulan dan kontrol rutin. Di awal aja tiap minggu harus ke RS belum lagi efek samping nya yang membuat kita tidak nyaman. Tapi percayalah efek samping nya itu lebih kecil dibanding manfaat obat nya yang besar sekali. Jadi buat kalian yang sedang menjalani pengobatan TB tetap istiqomah ya :)

Baca sebelumnya, Pengobatan TBC part 1

Saturday, June 1, 2019

Pengobatan TB Paru

Tuberkulosis penyakit TBC

Setelah dinyatakan positif TBC atau TB Paru, saya langsung di rawat inap siang itu (Senin, 27 Mei 2019). Saya di tempatkan di kamar isolasi. Hanya saya sendiri dalam kamar perawatan itu dan penjengukpun hanya diperbolehkan satu orang. Tiba-tiba anak saya disuruh menjauh, cadar diganti masker karena dianggap lebih akurat dalam mencegah penularan. Rasanya seperti diasingkan saja. 😢

Infusan yang sejak awal sudah dipasang kini dimasukan beberapa jenis obat (kalo gak salah 3 suntikan) suntikan itu kemudian dimasukan melalui selang infusan. Awalnya gak sakit tapi di waktu berikutnya, obat yang disuntikan melalui selang infusan itu rasanya perih, sakit sekali.

Malam pertama rawat inap
Saya ingat malam itu saya di suntik antibiotik sekaligus mengetes kealergian terhadap antibiotik tersebut. Apakah ada reaksi gatal? Tapi alhamdulilah enggak ada alergi-alergian jadi memudahkan pengobatan juga kan.

Lanjut, dua jam setelah makan malam dilanjutan dengan obat inti. Yaitu obat TB Paru. Warnanya merah pudar dan harus diminum langsung 3 tablet (jumlah tablet ditentukan tergantung berat badan jadi gak sembarangan)

Malam itu jam 1 saya dibangunkan untuk transfusi darah, karena hasil darah sudah keluar HB saya sangat rendah yakni 6 dari normalnya minimal HB 11. Satu hari itu 2 kantung darah berhasil merecarge tubuh. Masalah makan masih nafsu ketimbang saat tinggal di Bogor itu total hampir gak mau makan, cuma itu makan nasi masih gak bersahabat. Dokter berpesan untuk terus menggenjot asupan protein juga zat besi seperti daging merah, kacang-kacangan, telur, susu, dsb. Pantangan saat maag pun jadi tidak saya hiraukan demi semangat ingin sembuh, semangat 15 kg. 37 menuju 55 kg.

Dua malam di rumah sakit, dokter mengizinkan saya pulang karena HB sudah mencapai 10, meskipun kurang dikit, alhamdulilah.

Siang itu kami bergegas pulang dan suami membereskan berkas-berkas dan bawaan.  Untung pakai BPJS jadi tidak ada kendala ataupun iuran apapun semua 100% ditanggung BPJS saya tinggal pulang saja tanpa syarat berkas yang meribetkan.

Dan ini beberapa obat yang diresepkan dokter untuk saya, ada 3 jenis yakni Curcuma, Penambah darah, dan obat inti obat TB yang harus diminum rutin gak boleh putus.

Obat TB ini harus diminum setiap hari di malam hari dengan jeda terakhir makan malam minimal 2 jam dengan kondisi perut kosong. Jumlah obat yang diminum saya langsung 3 tablet (jumlah tergantung BB berat badan dan sudah diresepkan dokter yaa karena mungkin setiap orang jumlahnya berbeda-beda)

Jika terjadi mual, muntah hebat setelah minum obat merah ini segera hentikan dan hubungi dokter anda.

Alhamdulilalah saya cocok. Sakit dada sebelah kanan awalnya terasa nyeri setiap bernafas apalagi saat batuk tapi setelah minum obat TB ini berangsur membaik.

 Buku kontrol

Setiap kontrol ke Rumah sakit terutama untuk pengambilan obat TB jika habis, perawat akan mencatat kunjungan dan memantau perkembangan TB sampai bakteri TB ini benar-benar mati. Yups, sampai 6 bulan. Meskipun nanti sebulan pertama, dua bulan, dan seterusnya merasa sudah sembuh tetap harus kontrol dan pantau karena bakteri TB biasanya hanya pingsan dan bisa hidup lagi jika kita tidak disiplin dalam pengobatan.

Nah, obat TB ini sangat berperan penting dalam kesembuhan TBC dan harus diminum rutin selama 6 Bulan.

Baca juga, Rasanya punya penyakit TBC

Do
✔ Gunakan masker diluar maupun dalam rumah terutama jika kontak dengan keluarga
✔ Makan makanan tinggi protein dan zat besi seperti daging merah, kacang-kacangan, telur, susu, buah dan sayur.
✔ Perbanyak waktu berjemur di pagi hari
✔ Minum air putih yang banyak
✔ Hindari tempat lembab
✔ Jaga kebersihan barang pribadi terutama alat makan
✔ Disiplin minum obat TB meskipun sudah merasa sembuh

Dont
❌ Tidak menggunakan masker
❌ Bersin, batuk, buang dahak/ludah sembarangan
❌ Tidak teratur minum obat TB
❌ Terlalu banyak berdiam diri di kamar yang lembab/dingin
❌ Sementara jangan keluar terpapar polusi udara
❌ no rokok maupun asapnya hindari

TIPS

  • Bila dada terasa sakit saat tidur ambil posisi nyaman tidak menghimpit dada yang sakit. Misal sakit dada sebelah kiri berarti tidur miring ke kanan.
  • Bila dada terasa nyeri segera kompres dengan air hangat 

Setelah berobat, mendapat transfusi darah HB naik, efek minum obat TB lumayan bagus frekuensi batuk berkurang namun dada terasa nyeri belum hilang sepenuhnya kadang sembuh kadang terasa sakit lagi. Well, kematian bisa datang kapan saja kita cuma bisa bersiap dan mempersiapkan yang penting ikhtiar sembuh sudah :) sambil jalani pengobatan tahap berikutnya.

Lanjutkan Baca, Pengobatan TBC: Kontrol Rutin Berjadwal